Banda Aceh, Gatra.com - Aliansi Mahasiswa Aceh Cinta Damai mengecam tindakan aksi kekerasan yang dilakukan pihak kepolisian terhadap massa aksi 22 Mei yang memakan korban jiwa.
Kecaman itu disuarakan oleh puluhan mahasiswa Aceh yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Aceh Cinta Damai di Bundaran Simpang Lima Kota Banda Aceh, Sabtu (25/5).
Dalam aksi itu, mahasiswa membawa sejumlah poster dan spanduk yang bertuliskan berbagai kecaman terhadap kepolisian yang melakukan tindakan kekerasan. Aksi ini mendapatkan pengawalan ketat pihak kepolisian setempat.
"Kami atas nama mahasiswa Aceh mengecam keras atas tindakan kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap massa aksi 22 Mei," kata Agus Ismansyah, Koordinator Aksi dalam orasinya.
Menurut dia, apa yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian terhadap massa aksi 22 Mei sudah di luar batas kewajaran, tidak bisa dimaafkan sama sekali karena telah memakan korban jiwa.
"Karena masyarakat melakukan aksi itu hanya ingin mempertayakan adanya kejanggalan dalam pelaksanaan Pemilu 2019, tapi malah mereka mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi," ungkap Agus di Banda Aceh.
Apa yang dilakukan pihak kepolisian terhadap massa, kata dia, merupakan tindakan yang tidak terpuji, dan itu merupakan tindakan yang melanggar HAM yang tidak sepantasnya dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap rakyat.
Untuk itu, kami meminta kepada Presiden RI untuk segera menggantikan atau mencopot Kapolri dan Menkopolhukam. Karena banyak jatuh korban jiwa dalam aksi 22 Mei yang dilakukan pihak kepolisian.
Selain itu, pemerintah juga harus segera mengambil langkah tegas dengan menemui massa aksi untuk mendengarkan aspirasi rakyat dalam menegakkan keadilan dan demi terwujubnya demokrasi yang damai.