Bogor, Gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mewaspadai terganggunya distribusi stok pangan tujuh hari menjelang lebaran. Untuk itu, sejumlah langkah antisipasi telah dilakukan.
"Ini kan ada pengaturan lalu lintas. One way ke arah timur. Ke arah barat melewati non tol. Non tol dan tol ini kan ada perbedaan waktu. Akan kita siapkan langkah antisipasi ke depan kalau distribusi terganggu," kata Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi kepada Gatra.com di Bogor, Toko Tani Indonesia Center Bogor, Jumat (24/5).
Agung mengkhawatirkan apabila barang tidak datang, harga akan naik meskipun harga di tingkat produsen tidak naik.
"Contoh daging ayam. Live bird (ayam hidup) harganya Rp18 ribu per kilo, sementara ayam potong Rp30 ribu per kilo. Kalau barang nggak sampai ke pasar, harga akan naik," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengumpulkan pemasok dan produsen yang ada di sekitar Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
"Siap-siap ya kalau barang nggak masuk, dari daerah akan kita gelontorkan," ujarnya.
Agung menghimbau masyarakat tak perlu khawatir mengenai kenaikan harga bahan pangan menjelang hari raya.
"Kalau naik Rp1000, kita akan operasi pasar," tuturnya.
Selain daging ayam, Agung juga mengkhawatirkan kenaikan harga telur ayam.
Ia memprediksi kenaikan harga sebesar 20% pada dua komoditas tersebut apabila distribusi terganggu, disebabkan oleh peningkatan konsumsi.
"Buffer stock kami di sini (Toko Tani Indonesia/TTI) siap," ujarnya.
Agung mengakui memiliki 100 ton stok telur. Sementara untuk komoditas lain, produsen memiliki stok masing-masing.
Agung menjamin ketersediaan bahan pangan lain seperti beras, daging sapi, bawang merah, bawang putih, cabai, dan lainnya aman.