Beijing, Gatra.com - Marcello Lippi balik menjadi pelatih skuad Cina pada hari Jumat, empat bulan setelah ia mundur dan setelah suksesornya Fabii Cannavaro gagal menjalankan tugasnya.
Kembalinya pelatih berusia 71 tahun itu disambut oleh para penggemar dan media lokal, yang sangat ingin melihat Cina mencapai Piala Dunia untuk kedua kalinya.
Lippi, yang memilih untuk tidak memperpanjang kontraknya setelah China tersingkir dari perempat final Piala Asia 3-0 oleh Iran pada akhir Januari, ditugasi memandu tim ke Qatar 2022.
Satu-satunya penampilan Piala Dunia sebelumnya di China datang pada tahun 2002, ketika mereka keluar tanpa poin atau mencetak gol.
"Sejak Lippi melatih tim nasional, mereka telah menunjukkan semangat juang yang positif dan ulet. Kami percaya bahwa di masa yang akan datang, di bawah kepemimpinan Lippi dan tim pelatihnya, tim nasional pria akan mewujudkan impian Piala Dunia mereka," kata Asosiasi Sepak Bola Cina (CFA) dikutip dari AFP, Jum'at (24/5).
Cina berada di urutan ke-74 di peringkat FIFA. Tetapi di bawah presiden sepakbola Xi Xiping, Cina memiliki ambisi untuk menjadi tuan rumah dan bahkan memenangkan Piala Dunia.
Pengangkatan kembali Lippi, yang membawa Italia ke kejayaan Piala Dunia 2006, mengikuti empat bulan kebingungan dan spekulasi. Mantan bos Juventus, Inter Milan, dan Napoli ini digantikan oleh kapten peraih Piala Dunia Cannavaro pada bulan Maret.
Mantan bek legendaris berusia 45 tahun itu menggabungkan pekerjaan itu dengan menjadi pelatih penantang gelar Liga Super China (CSL) Guangzhou Evergrande. Namun, Cina kalah dari Thailand dan Uzbekistan dalam dua pertandingan pembukaan dan dia mundur. Menurutnya ia tidak bisa melakukan dua pekerjaan sekaligus.
Lippi yang dikenal di Cina dengan sebutan "Silver Fox" karena rambutnya, dilaporkan mendapatkan gaji antara US$23 juta dan US$27 juta per tahun, bukti tekad negara itu untuk mendapatkan kesuksesan dengan biaya berapa pun.