Semarang, Gatra.com - Kendaraan bermuatan berat masih nekat membawa barang melebihi kapasitas (overload) di jalan tol. Jasa Marga Semarang sebagai pengelola mendeteksi sekitar dua ribu kendaraan bermuatan 40 persen lebih banyak dari ketentuan.
Manajer Trafik dan Maintenance, Jasa Marga Cabang Semarang, Ferza Gautama, mengaku harus berkolaborasi dengan aparat TNI/Polri, Kemenhub dan petugas jembatan timbang untuk menilang para sopir truk yang ketahuan overload ataupun over dimensi.
"Kita lakukan penindakan tegas buat truk-truk yang kelebihan muatan di atas 30 persen dari berat standar normal. Kalau memang overload, akan kita putar balik. Tidak boleh masuk tol," kata Ferza, di Gerbang Tol Muktiharjo, Semarang, Jumat (24/5).
Untuk dapat mengetahui truk yang kelebihan muatanan, pihaknya memasang alat teknologi terbaru weight in motion
technologi (Si-WIM). Alat tersebut dipasang di bawah jembatan tol Kaligawe. "Selama ini alatnya bisa dioperasikan 24 jam nonstop. Hasil temuannya, hampir setiap truk yang lewat Kaligawe overload hingga 40 persen," ujarnya.
Menurutnya, alat WIM punya teknologi yang tergolong akurat untuk mengukur beban jembatan, perubahan suhu udara serta beban muatan yang dibawa oleh setiap truk. Si-WIM merupakan alat pengukur muatan truk yang diimpor dari Slovenia. "Saat truk melintas dengan overload, akan terekam secara foto dan data kelebihan muatanya," ujarnya.
Ia mengatakan, alat Si-WIM merupakan prototipe yang sedang diujicobakan di Semarang. Jika berhasil menekan jumlah truk yang overload, nantinya diterapkan di semua tol di Indonesia. "Tahun ini baru pasang di bawah jembatan Tol Kaligawe. Karena jalur itu merupakan akses dari pelabuhan dan menuju arah Kudus yang banyak muatan," tuturnya.
Alat tersebut dipasang di jembatan tol pada awal Januari hingga sekarang. Ia mengaku sudah menilang 90 truk. "Habis Lebaran, rencana akan diterapkan setiap hari, Yang terpenting berguna untuk meningkatkan keselamatan masyarakat," ujarnya.