Jakarta, Gatra.com - Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, Pemerintah masih belum memiliki hitungan yang pasti dampak perang dagang antara dua negara adidaya Amerika Serikat dan Tiongkok.
"Dampak perang dagang. Susah itu ngitungnya. Perlu kita lihat jalan seperti apa dan kita juga tidak tahu," katanya kepada Gatra.com, di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat, (24/05).
Selain itu, kata Mantan Gubernur BI ini, langkah pimpinan kedua negara tersebut juga masih membingungkan menyusul, rencana pertemuan yang dirancang tak kunjung terealisasi. "Katanya Trump (Presiden AS) sama Xi Jinping (Presiden Tiongkok) mau ketemu. Tahu-tahu berobah lagi. Susah kita. Tunggu aja," ujar Darmin.
Perang dagang China-AS masih terus berlanjut. China berusaha mengurangi ketergantunganya terhadap produk AS dan mengeluarkan ancaman untuk menghentikan proyek industri AS dalam hal pendanaan gas alam di Alaska senilai USD43 miliar. Ini merupakan balasan terhadap rencana AS yang memasukan Huawei kedalam daftar hitam dan menghentikan kemampuannya membeli suku cadang dan komponen buatan negeri paman sam tersebut.
Sebagai negara emerging market, sentiment negatif yang ditimbulkan dari pertikaian dua negara ekonomi terbesar di dunia ini dapat mempengaruhi nilai ekspor Indonesia sehingga akan berdampak buruk pada neraca perdagangan.