Jakarta, Gatra.com - Bentrokan aparat dan massa yang menolak hasil pilpres 2019, Rabu (22/5) kemarin, dinilai merusak persatuan dan menyakiti toleransi dalam perbedaan pendapat.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengingatkan perbedaan pendapat apapun, termasuk urusan polituk, harus diselesaikan dengan bijaksana dan dialog.
"Perbedaan pendapat mengenai apapun itu seharusnya diselesaikan dengan baik dan bijaksana. Kalau ada perbedaan, ya dialogkan," ucap Said Aqil Siradj saat ditemui di acara Nuzulul Qur'an di Gedung PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (23/5).
PBNU menilai bentrokan kemarin terlalu berlebihan dan memaksakan kehendak kelompok tertentu. Tak hanya itu, banyak umat Islam terjerumus ke dalam provokasi kelompok yang tidak bertanggung jawab.
Menurut Said Aqil, tindakan tersebut sangat keji. Dalam pandangan Islam, provokasi sama dengan zalim dan kejahatan atas nama agama.
"Masyarakat Indonesia kemarin banyak yang dijadikan instrumen kepentingan politik belaka," kata Said.