Jakarta, Gatra.com - Beban listrik saat Lebaran 2019 diprediksi akan berkurang penggunaannya dibandingkan hari biasa. Hal ini diungkapkan Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah Perusahaan Listrik Negara (PLN), Amir Rosidin di kawasan Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B) Gandul, Depok, Kamis (23/5).
Ia menyebut, pengurangan tersebut disebabkan banyaknya pabrik dan toko yang tidak beroperasinya pada saat Hari Raya Idul Fitri.
Amir menjelaskan, penurunan tersebut juga turut berpengaruh pada penurunan permintaan. "(Penurunan) sekitar 30-35% ini cukup panjang, hampir dua pekan. Dari tanggal 30 (Mei) sampai 9 (Juni). Dan tanggal 9 itu belum start semua. Setelah itu beban sudah mulai naik dikit-dikit," terang Amir.
Untuk tetap bisa mencapai target, lanjutnya, pemerintah harus mendorong pelayanan untuk menangani permintaan listrik dari pelanggan secara cepat. Selain itu, usaha lain yang bisa ditempuh dengan mengadakan program diskon.
"Kita dorong pelanggan yang minta listrik langsung segera kita penuhi. Kebijakan diskon juga untuk menutupi itu. Kalau misalnya diskon 50%, orang jadi terpicu, apalagi 75%," papar Amir.
Amir mengaku, kebijakan itu sebelumnya masih dalam tahap trial atau percobaan. Karena responsnya bagus dan sesuai, PLN mengaplikasikannya lagi pada masa Lebaran ini.
"Sudah keluar aturannya, bahwa kita berikan kepada industri, sehingga mereka bisa menggunakan energinya lebih banyak," terang Amir.
Program diskon tersebut, lanjutnya, ada dua. Pertama, diskon saat penyambungan listrik dan yang kedua penambahan daya atau energinya.
Berdasarkan update terakhir, PLN baru saja menggencarkan promo "Gemerlap Lebaran" dengan menawarkan diskon biaya penyambungan mencapai 100% yang menyasar rumah ibadah.
Tak hanya biaya penyambungan yang murah, program ini tak memungut biaya tambahan lainnya. Yang tak kalah penting, proses pengerjaan itu tidak lama dan tidak mengubah kWh meter, baik pascabayar ke prabayar, ataupun sebaliknya.
Amir menjelaskan, jika program ini konsisten berhasil, maka pihaknya akan memperpanjang untuk ke depannya.
"Data yang kami terima cukup signifikan, kemarin sudah dipresentasikan. Makanya kita berpikir kalau misalnya bagus ya diperpanjang (programnya)," tandasnya.