Balikpapan, Gatra.com - Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan pasokan listrik saat lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dinyatakan aman.
"PLN menjamin kenyamanan masyarakat dengan suplai listrik yang andal. Seluruh elemen mendukung kelancaran suplai listrik seperti jaringan, peralatan kerja dan tim siaga seluruhnya disiapkan sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) yang berlaku," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltim-Kaltara (Kaltimra) Djoko Dwijatno, Kamis (23/5).
Dikatakan, kenyamanan masyarakat dalam hal kebutuhan listrik, diwujudkan dengan kesiapan pasokan listrik dan piket siaga lebaran. Dalam hal ini, ada sebanyak 885 petugas disiagakan.
"Ada sebanyak 56 posko siaga lebaran. Tersebar di Kaltim dan Kaltara. Yaitu Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, Bontang, Berau hingga Tarakan. Sedikitnya 885 petugas yang standby," ujarnya.
Siaga lebaran tersebut, lanjut Djoko, digelar mulai H-15 hingga H+15 lebaran Idul Fitri. Memasuki masa siaga lebaran ini, PLN juga masih dalan status siaga pasca Pemilu 2019. Sehingga pihaknya memastikan adanya upaya extra yang tengah dilakukan saat ini dalam menjamin pasokan listrik.
“Selain jaminan pasokan, PLN juga melakukan pengamanan terhadap instalasi kelistrikan,” kataya.
Cuaca ekstrem juga diantisipasi. Pihaknya, kata Djoko, telah memberlakukan SOP pemulihan atas terjadinya gangguan. Penyiagaan petugas juga dilakukan pada level pimpinan manajemen. Sehingga jika ada gangguan, keputusan dan tindakan dapat segera diambil dan dilakukan.
"Siaga berlapis untuk meminimalisir gangguan listrik juga diwujudkan dengan tersedianya sejumlah UGB (Unit Gardu Bergerak), Kubikel Bergerak, genset di kantor-kantor PLN serta UPS (Uninterruptible Power Supply (UPS) untuk kelancaran distribusi listrik dan percepatan pemulihan apabila terjadi gangguan," jelasnya.
Diketahui, sistem kelistrikan di Kaltim saat ini berjalan dengan sistem interkoneksi dengan daya hingga 1550 MW. Sistem ini menyuplai kebutuhan listrik meliputi Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, Bontang hingga Sangatta dengan beban puncak berkisar 452 MW. Adapun di Kaltara, berjalan dengan sistem isolated sesuai wilayahnya.