Jakarta, Gatra.com - Sebagian masyarakat menolak hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan melakukan aksi unjuk yang berakhir tindakan ricuh dan merugikan negara. Seharusnya, sebagai warga negara yang baik dan umat yang beragama, menghormati kesepakatan bersama.
Pernyataan di atas disampaikan Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Ma'ruf Amin ketika menghadiri acara Nuzulul Qur'an yang digelar Nahdlatul Ulama (NU) di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (23/5).
"Kita, khususnya umat Islam diperintahkan oleh ajaran Alquran untuk bersikap sesuai dengan kesepakatan yang sudah disepakati bersama," ucapnya.
Kesepakatan bersama yang dimaksud, lanjut Ma'ruf, contohnya adalah Pancasila dan Undang-Undang 1945. Menurutnya, kita hidup di Indonesia adalah berarti hidup di sebuah negara yang penuh dengan kesepakatan yang perlu dijunjung demi menjaga persatuan.
"Negara kita adalah negara kesepakatan, kesepakatan itu mempersatukan bangsa. Dan kita sebagai umat Islam perlu memegang teguh kesepakatan itu," ujar Ma'ruf.
Menurutnya, umat Islam yang hidup di dalam sebuah negara yang dijalankan oleh serangkaian kesepakatan harus bisa melindungi sesamanya, jika ada sesama umat yang dibunuh, maka kematiannya harus dibayar oleh denda berat.