Jakarta, Gatra.com - Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufik Damanik mengatakan sebagian besar orang yang menyerang aparat kepolisian adalah anak-anak usia di bawah umur. Ia menyesalkan keterlibatan anak-anak dalam aksi 22 Mei kemarin.
“Menurut cerita aparat, kebanyakan dari mereka diserang oleh remaja belasan tahun maupun di bawah umur. Sangat disesalkan sekali kenapa demonstrasi ini harus memobilisasi anak-anak tersebut," kata Taufik di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur, Kamis (23/5).
Taufik usai meninjau korban kericuhan aksi 22 Mei di Bawaslu dan beberapa titik di Jakarta, didampingi Kepala RS Polri, Brigjen Pol dr. Musyafak, menyampaikan, usia remaja masih labil sehingga bisa menjadi brutal.
"Di usia seperti itu, kesadaran diri mereka masih kurang, sehingga bisa menjadi brutal dan tidak berpikir dampak perbuatan mereka kepada orang lain dan dirinya sendiri,” ujar Taufik.
Taufik mengatakan, akan segera berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengenai keterlibatan anak dalam aksi 22 Mei kemarin.
Ia menyampaikan, pada intinya seharusnya mereka memahami demonstrasi dalam bentuk apapun, tidak boleh ada keterlibatan atau melibatkan anak-anak.
“Selain itu, ditemukan juga anak-anak berusia 16-17 tahun dirawat di RSUD Tarakan. Setiap organisasi yang mengadakan demonstasi, harusnya memahami tidak boleh ada anak yang dilibatkan, apalagi menerima atau melakukan kekerasan,” ujarnya.
Taufik mengatakan, keterlibatan anak ini tidak bisa dibiarkan begitu saja dan harus segera ditindaklanjuti. Dunia anak adalah bermain dan belajar, bukan malah bergabung dalam demonstrasi.