Jakarta, Gatra.com - Pihak kepolisian berhasil menangkap dua orang yang diduga merupakan anggota dari GARIS (Gerakan Reformis Islam) pada Rabu (22/5) kemarin yang terafiliasi dengan kelompok ISIS. Para pelaku mengaku berencana untuk melakukan aksi jihad pada aksi massa pada 21 dan 22 Mei.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol. M. Iqbal mengatakan, GARIS merupakan kelompok teroris yang diketuai oleh Abu Bakar Baasyir, yakni seorang terpidana kasus terorisme. Baasyir diketahui sebagai Ketua Dewan Syuro GARIS.
"GARIS ini adalah Gerakan Reformis Islam. Salah satu ketua dewan syuronya Ustadz ABB (Abu Bakar Baasyir)," ujarnya di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (23/5).
Kedua pelaku tersebut berasal dari Cianjur yang datang ke Jakarta untuk mencari celah dengan melakukan aksi jihad di dalam demonstrasi pada 22 Mei. Sedangkan kepolisian masih melakukan pengejaran terhadap tersangka lainnya.
"Dari Cianjur, bukti-buktinya nanti akan kita sampaikan, kami akan menyampaikan detilnya siapa orangnya dan jaringannya. Karena ada 1 atau 2 tokoh yang sedang kami kejar yang disebutkan tersangka," tambah dia.
Iqbal pun enggan menerangkan keterkaitan jaringan tersebut dengan para pelaku yang ditangkap di dalam aksi unjuk rasa kemarin. Polisi masih dalam tahap penyelidikan untuk mengetahui informasi lebih lanjut.
"Saya tidak akan menyampaikan di sini, tim sudah bergerak dan melakukan upaya-upaya penyelidikan, kita tunggu saja, kita akan buka ke publik, sehingga publik clear dengan hal ini," jelas dia.
Seperti diketahui, kedua pelaku tersebut merupakan bagian dari tersangka yang sudah diamankan oleh Polda Metro Jaya dengan total berjumlah 257 orang. Pihak kepolisian telah memiliki alat bukti untuk membuktikan bahwa kedua pelaku akan melakukan aksi jihad tersebut.
"Kami menemukan bukti-bukti yang cukup kuat. Kelompok GARIS ini pernah menyatakan sebagai pendukung ISIS Indonesia, mereka juga sudah mengirimkan kadernya ke Suriah," tuturnya.