Jakarta, Gatra.com - KaroPenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menuturkan pada Kamis (23/5), terdapat enam korban meninggal pada kerusuhan 22 Mei. Salah satunya terkena peluru tajam. 

Saat ini Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri masih melakukan autopsi jenazah korban untuk mengetahui Cause of Death (CoD) atau penyebab kematian para korban.

"Tentunya dalam hal ini semuanya ikut prihatin, karena memang ini seperti desain, bukan spontan," ujarnya.

Menurutnya, kerusuhan 22 Mei terencana oleh oknum tertentu. Hal ini dikuatkan dengan penemuan barang bukti berupa uang oleh aparat di lapangan.

"Kemudian dari hasil pemeriksaannya juga para tersangka tersebut mengakui bahwa uang yang diterima tersebut sebagai imbalan untuk melakukan aksi yang rusuh. Mendompleng atau menyusup pada pendemo yang awalnya seharusnya berlangsung secara damai dan tertib," jelas Dedi.

Para penyusup ini, lanjut Dedi, melakukan aksi provokasi berupa penyerangan terhadap aparat kemanan, pengrusakan serta pembakaran fasilitas publik secara masif. Pada akhirnya memengaruhi psikologi massa untuk melakukan kerusuhan.

"Nanti apabila hasil pemeriksaannya sudah selesai, maka dari Polda Metro Jaya akan menyampaikan rilis secara lengkap. Tentang peran masing-masing di lapangan. Maupun peran masing-masing dalam mendesain atau mensetting kerusuhan tersebut," paparnya.