Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Pro Jokowi (PROJO), Budi Arie Setiadi, mengatakan Prabowo Subianto dan para elit kubunya harus bertanggung jawab atas insiden bentrokan massa aksi demonstrasi 22 Mei di Jakarta yang merenggut 6 jiwa dan sejumlah demonstran terluka.
"Prabowo-Sandi harus bersikap kesatria dengan cara segera menarik massa demonstran dan meminta maaf kepada publik atas kerusakan yang ditimbulkan," kata Budi di Jakarta, Kamis (23/5).
Menurut Budi, Prabowo dan sejumlah elit kubunya tidak bisa cuci tangan. Prabowo dan jajarannya harus bertanggung jawab atas insiden tersebut. "Tidak bisa cuci tangan. Kau yang mulai, harus kau yang mengakhiri," ujarnya.
Elakan para elit kubu 02, lanjut Budi, bahwa massa di Bawaslu dan Jakarta yang melakukan aksi kemarin itu bukan dari massa pendukung Prabowo-Sandi adalah perilaku licik elit politik.
"Ini perilaku tinggal gelanggang colong playu. Tidak bertanggung jawab. Tindakan yang tidak terpuji dalam politik," ujarnya.
Baca juga: BPN: Bentrokan Massa dan Aparat Bukan Tanggung Jawab Kami
Menurut Budi, rusuhnya massa demo 21 dan 22 Mei 2019 adalah kelanjutan dari provokasi dan wacana yang dikembangkan kubu Prabowo-Sandi. Mereka berupaya mendiskreditkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pemerintah karena kalah dalam Pilpres 2019. Provokasi itu memunculkan idiom people power yang sebagian aktornya sudah ditangani kepolisian.
"Provokasi yang dibangun telah mewujud berupa aksi massa tidak terkendali mulai 21 Mei. Namun, Prabowo kini justru menyatakan itu bukan massa pendukungnya," kata dia.
Baca juga: MK Belum Terima Permohonan Gugatan Paslon Prabowo-Sandi
Pernyataan tersebut tidak berdasar, karena banyak bukti yang terungkap, di antaranya ?mobil Partai Gerindra digunakan untuk memfasilitasi kerusuhan. Ormas pendukung pasangan 02 juga menyatakan massa yang beringas bukan dari pihaknya tapi mungkin dari luar Jakarta.
"Siapa yang percaya dengan pernyataan seperti itu? Tapi jika dalam situasi yang menguntungkan dan saat kampanye massa diklaim sebagai pendukung. Kasihan rakyat hanya diperalat dan menjadi korban ambisi elit politik yang kebablasan," ujar Budi.
Sedangkan untuk massa, PROJO mengimbau agar menghentikan tindakan tidak sesuai koridor hukum, sebab merugikan masyarakat. Tidak ada keuntungan yang akan mereka terima.
PROJO juga meminta kepolisian mengusut tuntas dalang di balik rusuh dan kaitannya dengan provokasi sebelumnya. Masyarakat diimbau agar tenang karena diyakini aparat keamanan bekerja maksimal untuk memulihkan keadaan supaya masyarakat bisa tenang kembali untuk bekerja dan menjalankan ibadah puasa.