Jakarta, Gatra.com - Walaupun sampai saat ini talasemia, penyakit keturunan, belum dapat disembuhkan karena memiliki cukup bangak komplikasi, namun pasien pengidap penyakit ini dikabarkan dapat hidup normal.
Menurut dr. Teny Tjitra Sari, pasien dengan Talasemia minor atau pembawa sifat dalam hidup seperti orang normal, tidak mengalami perubahan penampilan fisik dan tidak bergejala sama sekali.
“Namun individu ini bisa memiliki risiko mempunyai anak dengan talasemia jika menikah dengan sesama individu yang terjangkit talasemia minor,” ungkapnya di Jakarta, Rabu (22/5)..
Talasemia intermedia memiliki kadar Hb (hemoglobin) yang lebih rendah (berkisar 8-10 g/Hb), sehingga tetap memerlukan transfusi darah namun tidak rutin. Pasien tetap dapat hidup normal. “Beberapa kasus memerlukan pengobatan rutin untuk mencegah komplikasi lebih lanjut," ungkapnya.
Pasien talasemia mayor dapat hidup normal jika mendapatkan pengobatan optimal dengan transfusi darah aesacar rutin, konsumsi obat kelasi oleh dokter. Tentu hal ini tentu membutuhkan dukungan moral dan material dari keluarga.
“Jika tidak, pasien dapat mengalami banyak komplikasi, termasuk perubahan bentuk fisik tubuh, gangguan tumbuh kembang, beban materi, dan psikologis pasien beserta keluarganya, seperti dikucilkan dan sulit mencari teman dan pekerjaan,” ujarnya.
Maka dari itu, lanjut Teny, dibutuhkan skrining (screening) talasemia. Ada banyak keuntungan pemeriksaan skrining pada penyakit ini, sebab kini untuk mendapatkan pengobatan optimal, pasien talasemia membutuhkan biaya sekitar Rp300-400 juta setiap tahunnya.
“Biaya ini akan meningkat seiring bertambahnya usia pasien dan komplikasi yang dialaminya,” kata Teny.
Sedangkan untuk melakukan cangkok sumsum tulang di luar negeri, pasien harus menghabiskan biaya lebih dari Rp2 miliar. Biaya ini belum termasuk derita psikologis yang dialami pasien seumur hidup.
“Dengan mengetahui lebih dini, maka kita dapat menuruntkan kejadian talasemia di masa depan dan melahirkan generasi yang bebas talasemia," katanya.