Jakarta, Gatra.com - Provokator rupanya menggunakan beberapa cara untuk mengacaukan jalannya aksi yang digelar dibeberapa titik Kota Jakarta, Selasa, (21/5) dan Rabu, (22/5), malam. Selain berada di tengah barisan, pelaku juga menggunakan pesan berantai dari media sosial.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes (Pol) Argo Yuwono mengatakan, salah satu pesan yang diviralkan lewat grup WhatsApp adalah ajakan untuk menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pelaku berharap pesan ini dapat memancing amarah masyarakat untuk turun dalam aksi.
"Live Kompas TV (ada) Jokowi di Johar Baru, ayo kita serang," kata Argo membacakan contoh pesan yang dikirimkan provokator di grup WA di Mapolda Metro Jaya, Rabu, (22/5).
Saat pesan itu beredar, Presiden Jokowi kebetulan berada di Johar Baru, tepatnya di Kampung Deret. Disana, Presiden Jokowi yang ditemani Ma'ruf Amin akan mendeklarasikan kemenangannya di Pemilu 2019. Acar deklarasi akan disiarkan live di Kompas TV.
Kerusuhan yang terjadi di depan Kantor Bawaslu dan wilayah Petamburan, lanjut Argo sudah disiapkan sebelumnya. Skemanya, ada provokator yang menggerakan massa di lokasi dan ada juga lewat pesan sosial.
"Contoh, 'persiapan buat perang, yang lain mana'? Dia (provokator) mengajak. Kemudian ada kata-kata lagi, 'rusuh udah sampai tanah abang kok, sudah sampai bakar-bakaran' dan juga 'Enggak bisa lewat ke Tanah Abang, ditutup jalannya," ujar Argo sambil membacakan pesan yang dikirim provokator tersebut. Provokator, lanjut Argo, menggunakan grup untuk mengajak massa dan menginformasikan berbagai kejadian yang terjadi.