Home Politik Orasi HMI Kritik Penanganan Keamanan Aksi 21 dan 22 Mei

Orasi HMI Kritik Penanganan Keamanan Aksi 21 dan 22 Mei

Jakarta, Gatra.com - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melakukan orasi di Jalan Raya Cikini, Jakarta Pusat pada Rabu malam (22/5). Mereka menuntut agar pihak kepolisian melakukan pengamanan pada aksi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) pada 21 dan 22 Mei dengan sebaik-baiknya. Orasi ini diwarnai dengan aksi bakar-bakar ban untuk menarik perhatian masyarakat.

Menurut orator HMI, Fadli Rumakefing, pihaknya menuntut agar Kapolri Tito Karnavian segara mengklarifikasi atas adanya korban meninggal pada aksi GNKR di Bawaslu. Ia menyebutkan, korban yang berjumlah enam orang ini meninggal akibat kelalaian pihak keamanan dalam aksi 21 dan 22 Mei tersebut.

"Penanganan keamanan oleh pihak kepolisian maupun perangkat negara, dalam hal ini telah menghilangkan enam nyawa warga negara. Dan hal ini harus diperhatikan dengan sangat serius," ujarnya ketika dimintai keterangan oleh Gatra.com di lokasi orasi.

Fadli menambahkan, penanganan keamanan pada aksi 21 dan 22 Mei ini harus benar-benar mengedepankan kemanusiaan. Jangan sampai kejadian hilangnya enam nyawa warga negara ini dibawa sampai ke Mahkamah Internasional.

"Kalau itu terjadi, kita akan dicap sebagai negara pelanggar HAM oleh negara-negara lain. Dalam proses kontestasi demokrasi saat ini seharusnya dapat berjalan dengan aman dan damai," tegasnya.

Menurutnya hal ini harus benar-benar disikapi oleh pihak keamanan. Jangan sampai kemarahan masyarakat mengakibatkan konflik horizontal dan vertikal.

"Artinya, jangan sampai kemarahan dari masyarakat membuat adanya bentrokan ataupun gesekan antara warga negara dengan warga negara, atau bahkan antara warga negara dengan pemerintah," jelas Fadli.

Jangan sampai, lanjut Fadli, hal ini menjadi suatu bibit baru kekuatan masyarakat untuk berlawanan dengan negara. Ia mengaku pihaknya tidak ingin Indonesia menjadi negara yang tidak aman.

"Kami menginginkan indonesia menjadi negara yang selalu aman, adil, dan makmur. Maksud orasi ini adalah untuk menyampaikan kritik terhadap penanganan keamanan di aksi 21 dan 22 Mei di Bawaslu itu," ujarnya.

785