Pontianak, Gatra.com - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) kembali melepas ekspor komoditas pertanian senilai Rp24,1 miliar, di Kantor Utama PT Pelindo II, Jalan Pak Kasih, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (22/5).
Kepala Karantina Pontianak, Dwi Susilo mengungkapkan, ada 4 komoditas pertanian yang dilepas yaitu karet lempengan tujuan China, India, Korea senilai Rp9,1 miliar, kelapa bulat tujuan China senilai Rp1,4 miliar, kelapa parut kering tujuan Brazil, Arab Saudi, Turki dan Polandia senilai Rp2,4 miliar, lada tujuan Vietnam senilai Rp6,2 miliar dan pinang biji tujuan Bangladesh, India, Thailand dan Pakistan senilai Rp4,8 miliar.
Dwi Susilo menyebutkan data sistem otomasi Karantina Pontianak, IQFAST, diketahui bahwa total nilai ekspor komoditas pertanian di tahun 2018 mencapai Rp2,8 triliun, dengan ekspor karet menyentuh angka Rp1,6 triliun.
"Karet masih menjadi komoditas ekspor unggulan di Kalimantan Barat," jelasnya.
Sementara itu Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil menyebutkan karet yang diekspor dari Pontianak ini bukan karet mentah, tapi sudah karet olahan berupa karet lempengan.
Menurut Jamil, banyaknya perusahaan pengolahan karet di Provinsi Kalimantan Barat cukup mendukung kondisi pembatasan ekspor karet mentah di tingkat internasional.
Berkurangnya ekspor karet mentah ini tidak akan banyak berpengaruh pada petani dengan banyaknya perusahaan dalam negeri yang menyerap karet mentah untuk diolah sebelum diekspor kembali.
"Justru hal ini dapat mendatangkan nilai tambah dan daya saing karet Indonesia," tambahnya.
Komoditas olahan lainnya selain karet lempengan, ada kelapa parut kering yang juga menjadi unggulan.
Di tahun 2018, ekspor kelapa parut kering mencapai 121, 8 miliar yang diekspor ke 48 negara tujuan ekspor.
"Di 48 negara tersebut kelapa parut kering ini digunakan sebagai bahan baku pengganti tepung, ini sangat prospektif sekali. Saya berharap pemerintah Propinsi Kalimantan Barat dapat melihat potensi ekspor ini," katanya.