Bandung, Gatra.com - Partai Golkar gagal menggapai target raihan kursi Dewan Perwakilah Rakyat (DPR) pada Pemilu 2019. Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan, partainya menargetkan 100 kursi di Senayan. Namun, berdasarkan data internal dari hasil pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) di 34 provinsi atau 80 daerah pemilihan (dapil), Golkar hanya memeroleh 85 kursi.
Walaupun tidak sesuai target, menurut Dedi perolehan ini harus diapresiasi mengingat pada tahun politik ini partainya kerap kali mendapatkan guncangan. Misalnya, isu pengurus internal terbelah dua hingga masalah hukum yang menimpa ketua umum sebelumnya, Setya Novanto, serta beberapa kasus hukum yang menjerat sejumlah elit.
“Pemilu tahun ini berat. Pilpres tidak memberi efek elektoral pada Golkar. Namun, cara-cara Ketua Umum (Airlangga Hartarto) dalam menyelamatkan Golkar sudah berhasil,” ujar Dedi, Rabu (22/5).
Dedi menilai penentu dalam menyelamatkan partai berlambang pohon beringin ini dari risiko keterpurukan adalah faktor Airlangga. Strategi sang ketua umum dianggap efektif sehingga mampu mempertahankan posisi Golkar di urutan kedua peraihan kursi DPR. Airlangga mampu melakukan konsolidasi dengan baik terhadap kader Golkar, mulai dari pusat hingga daerah untuk meningkatkan elektabilitas.
“Pak Airlangga Hartato menyelamatkan Golkar dari risiko keterpurukan. Pemilu saat ini, sebenarnya yang menarik adalah Golkar berada di posisi kedua walaupun tak sesuai target 100 kursi. Tapi fakta yang terjadi, pencapaian itu sudah menyelamatkan Golar dari risiko terpuruk,” katanya.