Jakarta, Gatra.com - Proses pembubaran demonstrasi massa 22 Mei oleh GNKR di depan Bawaslu berlangsung ricuh. Hal ini disebabkan secara tiba-tiba ada provokator yang melempar botol air mineral dan juga kembang api ke arah pihak keamanan.
Massa sebenarnya sudah berjanji akan membubarkan diri secara tertib. Namun, tiba-tiba ada yang melempar botol air mineral kepada barisan aparat keamanan yang berasal dari arah Sabang. Kemudian disusul dengan lemparan kembang api ke arah aparat, yang berasal dari Tanah Abang.
Kondisi ini kemudian menimbulkan kericuhan dan aparat mulai bersiaga ke depan. Pendemo menjadi lebih brutal lagi dengan kemudian melempar berbagai benda yang ada di sekitar, termasuk bambu-bambu bendera yang digunakan saat demo yang sudah dimulai siang.
Pendemo tidak mengindahkan pesan dari Kapolres Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan yang mengingatkan janji para pendemo untuk membubarkan diri secara tertib. Harry juga meminta para korlap seperti Jumhur Hidayat untuk membantu polisi mengendalikan massa.
Area depan Gedung Jaya dan Menara Cakrawala dikuasai oleh pendemo yang ricuh, yang membuat Mobil Pengurai Massa (Raisa) pihak kepolisian merangsek ke depan. Pihak kepolisian pun sudah mengancam apabila kericuhan tidak bisa terurai juga maka akan dikerahkan mobil Water Cannon yang sudah mulai maju ke depan.
Informasi yang diterima di lapangan, seorang orator demo meminta agar pendemo dan aparat serta wartawan untuk mewaspadai massa yang datang dari arah Tanah Abang. "Dari arah sana banyak provokator yang datang sejak semalam," ujarnya.
Reporter: Riana Astuti
Editor: Bernadetta Febriana