Medan, Gatra.com - Teriakan revolusi menggema dari masa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) Sumut saat aksi 22 Mei di kantor Bawaslu Sumut, Jalan H Adamalik, Medan.
Aksi untuk menyampaikan pendapat oleh masa GNKR sempat terhadang oleh kawat duri yang dipasang pihak kepolisian untuk menutup akses menuju Kantor Bawaslu. "Revolulis, revolusi," teriak masa sambil mengacungkan salam dua jari.
Roni Restika Siregar, perwakilan masa GNKR meminta agara Jokowi untuk mundur dari jabatannya saat ini. Sebab, sudah ada 6 orang yang menjadi korban jiwa. "Dulu Presiden Soeharto memilih mundur hanya karena satu orang. Saat ini 10 orang, dia (Jokowi) tidak juga mau mundur," katanya.
Kata dia, saat inilah waktu yang tepat untuk berjihad memperjuangkan kebenaran. Lantas ia bertanya kepada masa yang hadir, apakah siap mati dalam jihad. "Apakah kalian siap mati," teriak Roni yang dijawab pekikan siap dari seluruh masa yang hadir.
Kata dia, seorang wanita yang pernah melahirkan sudah pernah berada diposisi antara hidup dan mati. "Wanita pernah merasakan mati saat melahirkan, jadi mari anak-anak kami semua berjuang mencari keadilan," tuturnya.