Surabaya, Gatra.com- Sebanyak 8000 personel dari TNI dan Sabhara Polda Jatim diturunkan untuk memantau akan adanya pergerakan massa 22 Mei di beberapa titik di Jawa Timur (Jatim)
"Pasukan yang sedang mengamankan Suramadu awalnya mau kita tarik. Namun, kita cabut karena situasi Jatim, maka kita kembalikan lagi ke Suramadu. Gabungan pasukan Polisi dan TNI yang siaga jumlahnya 8.000 lebih sedikit," kata Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Rabu (22/5).
Tak hanya itu, Polda Jatim dan Pangdam Brawijaya juga akan terus memantau situasi di Jatim dengan melakukan koordinasi di beberapa polres terdekat, termasuk Jembatan Nasional Suramadu.
"Menyikapi hal seperti ini (di Jakarta) Kapolda Jatim dan Pangdam Brawijaya akan memantau situasi yang ada di Jatim melalui kordinasi di beberapa titik, antara lain di polres-polres terdekat," kata Barung.
Adanya upaya memperketat keamanan, kata Barung lantaran diduga ada oknum yang berupaya untuk mengasut warga untuk membuat kerusuhan.
"Inilah yang dimaksud oleh Kapolda Jatim, bahwa adanya settingan kerusuhan yang oleh pihak-pihak tertentu yang sekarang diseludiki oleh Mabes Polri dan Polda Metro Jaya," ujarnya.
Di Jawa Timur, lanjut Barung, sampai hari ini masih dalam suasana aman. Hal ini tidak lepas dari dukungan pelbagai elemen masyarakat seperti para ulama, NU dan organisasi lainnya.
"Itu untuk memastikan bahwa situasi kondusif di wilayah Jatim sampai hari ini dukungan para ulama, para kiai, tokoh masyarakat Nahdlatul Ulama, Ansor dan lain sebagainya tetap mendukung tegaknya negara kesatuan RI dan kepada TNI dan Polrj. Dalam rangka kita menegakkan aturan dan menjaga kesatuan NKRI," katanya
"Sebelumnya sudah mengirim 200 (ke Jakarta) ditambah 450 jadi ada 700 yang ada di Jakarta dari Jawa Timur terdiri dari 200 Brimob dan 450 dari Sabhara, " pungkasnya.