Semarang,Gatra.com - Sebanyak 72 anggota UMKM logam di Barito kota Semarang kini menganggur setelah tempat usahanya di gusur oleh pemerintah untuk normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT).
Hal ini disampaikan Sunaryo selaku Ketua Kluster Logam di dalam diskusi yang diadakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kota Semarang dalam acara fokus group discussion (FGD) tentang penyusunan strategi pengembangan UMKM kota Semarang yang berlangsung Ruang Adi Hotel Dafam, Jalan Imam Bonjol Semarang, Selasa (21/5).
Menurut Sunaryo, yang tercatat di kluster logam di Barito sejumlah 74 anggota, yang 72 di antaranya harus pindah karena tempat usaha mereka di gusur pada awal tahun ini. “Selama ini anggota kami yang bekerja hanya 2 orang, sedangkan sisanya praktis menganggur karena tidak mempunyai tempat lagi untuk usaha” katanya.
Sebenarnya, kata Sunaryo, pelaku usaha di bidang logam ini, ingin memulai usaha lagi, namun terkendala berbagai macam persoalan, salah satunya tempat untuk usaha. Ia berharap, pemerintah memperhatikan korban penggusuran di Barito untuk bisa membuka usaha lagi, untuk membantu perekkonomian warga. “Kami hanya bisa berharap pada pemerintah, karena tidak bekerja,” kata Sunaryo.
Sementara itu, anggota UMKM yang lain seperti dari kluster tas, bandeng presto, lumpia mebel dan lbatik juga mengeluhkan berbagai persoalan yang di hadapi selama ini.
Woro, Sekretaris Kluster Batik mengemukakan kesulitan yang dihadapi dari UMKM Batik adalah minimnya bahan baku karena harus membeli di luar kota. “Harga standar batik di kota Semarang, tidak seragam sehingga menyulitkan untuk pemasaran “ kata Woro.
Edi Hardiyanto, dari Kluster lumpia, mengatakan persoalan yang dihadap kluster lumpia adalah mencari anggota karena pelaku UMKM lumpia enggan bergabung dengan kluster dengan motivasi anggota yang menurun,
Pitoyo Tri, Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Bappeda Kota Semarang, mengatakan bahwa tujuan dari diskusi ini adalah untuk merumuskan sebuah format pembinaan UKM itu, karakteristik, dan mendata berbagai persoalan yang dihadapi oleh UMKM. "Karena itu perlu duduk bersama mengurai permasalahan untuk di pecahkan bersama-sama jalan keluarnya," katanya.