Jakarta, gatra.com – Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan jaringan irigasi tersier dan irigasi pemompaan untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) tanaman padi.
Hal ini diungkapkan dalam konferensi pers Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) di Kantor Kementerian Pertanian, Selasa (21/5).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sarwo Edhy mengungkapkan bahwa pihaknya telah membangun jaringsn irigasi tersier yang mampu mengairi 3,129 juta hektar (ha) lahan sawah.
“Hal ini dapat meningkatkan indeks tanaman sebesar 0,5, sehingga berdampak pada peningkatan produksi (padi) sebanyak 8,21 juta ton,” tuturnya.
Edhy mengaku masih banyak jaringan irigasi yang rusak, sehingga perlu direhabilitasi.
“Jadi, jaringan irigasi kita ini 40% rusak selama 50 tahun,” ungkapnya. Ia menambahkan pembangunan jaringan irigasi dilakukan berdasarkan standar dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Kemudian, Ia menambahkan bahwa pihaknya telah menghimbau perkumpulan petani pemakai air (P3A) untuk menjaga jaringan irigasi. “Minimal kita pesan dengan petani. Setelah membangun jaringan tersier ini harap dijaga. Kalau ada bangunan, dibelokkan agar airnya tidak mampet,” ujarnya.
Ia memperkirakan jaringan irigasi yang sudah dibangun dapat awet hingga 30-40 tahun. “Dengan catatan dipelihara oleh petani sebagai pelaku budidaya,” tuturnya.
Kementan juga mengembangkan irigasi pemompaan selama 3 tahun terakhir. “irigasi pompa dalam mendukung tanaman pangan telah dibangun sebanyak 2.358 unit (2016-2019) dengan estimasi layanan unit 20 hektar,” ungkapnya.
Ia menambahkan dengan jumlah tersebut, pihaknya mampu mengairi 47,160 hektar lahan padi.
“Pengembangan jaringan ini patut dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang,” tutup Edhy.