Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir buka suara soal potensi terjadinya korupsi pada pemilihan rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Mohamad Nasir menegaskan, dalam pemilihan rektor pihak Kemenristekdikti selalu melibatkan KPK untuk menelusuri asset para calon rektor.
"Kalau itu periksa saja karena saya dalam pemilihan rektor selalu minta pendampingan dari KPK melalui PPATK. PPATK yang akan menelusuri terhadap asset yang dimiliki oleh para calon," ujarnya di Auditorium Kemenristekdikti Jakarta, Selasa (21/05).
Sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyoroti indikasi korupsi dalam pemilihan rektor karena adanya mekanisme 35% suara Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) dalam pemilihan rektor di PTN.
Menanggapi hal tersebut Mohamad Nasir sampaikan harus dilakukan tindakan tegas mengingat perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah.
"Perguruan tinggi adalah dunia pendidikan akademik yang dianggap paling ilmiah dan paling beretika. Kalau mereka melakukan hal itu, berarti sangat tidak etis oleh karena itu harus diperiksa," ujarnya.
Mengenai tindakan korupsi terjadi pada pemilihan rektor Mohamad Nasir menyebut harus ditindak dan diserahkan pada kepolisian dan kejaksaan.
"Kalau memang terjadi itu serahkan pada kepolisisan kejaksaan utuk diperiksa jangan sampai ada aliran dana karena pilihan rektorlah," ungkapnya.