Yogyakarta, Gatra.com- Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meminta semua pihak untuk menghormati dan menahan diri setelah pengumuman hasil pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (21/5) dini hari. Proses hukum yang berkeadilan dinilai menjadi jalan keluar menyelesaikan sengketa pemilu demi menjaga persatuan bangsa.
Pernyataan ini disampaikan Haedar usai bertemu dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kantor Gubernur DIY, Kepatihan, Selasa (21/5).
"Saya meminta seluruh warga, komponen bangsa, serta kekuatan politik menghormati keputusan KPU. Keputusan KPU itu adalah keputusan konstitusional," ujar Haedar.
Ia mengatakan jika ada pihak-pihak yang keberatan atas hasil pemilu, satu-satunya jalan yang wajib ditempuh secara konstitusional adalah membawa sengketa pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Haedar menaruh harapan pada MK agar apa yang diajukan oleh pihak-pihak keberatan harus diterima dan nanti diputuskan secara seksama, transparan, objektif, profesional, dan berdiri tegak di atas keadilan.
“Bagi masyarakat, yang akan menyampaikan aspirasi di ruang publik, saya mohon untuk menaati regulasi. Bagi mereka yang tak puas terhadap hasil pemilu jangan melakukan tindakan anarkis yang merugikan bangsa dan negara,” lanjutnya.
Menyikapi rencana aksi 22 Mei, Haedar berharap para pendukung capres untuk menahan diri. Aparat diminta untuk tidak menyikapi aspirasi secara represif. Para pejabat di semua tingkat juga diminta tidak mengeluarkan pernyataan atau tindakan yang justru memperuncing pertentangan masyarakat.
“Upaya menahan diri ini agar kesatuan bangsa tetap utuh sehingga yang memperoleh mandat dari rakyat bisa bekerja dengan nyaman. Sedangkan yang belum memperoleh mandat bisa legowo dan meneruskan upaya berbakti kepada bangsa dan negara,” ujarnya.
Di kesempatan ini, Haedar juga menyampaikan bela sungkawa kepada para petugas pemilu yang meninggal saat melaksanakan tugas. Ia meminta KPU mengevaluasi secara menyeluruh atas pelaksanaan pemilu serentak agar pemilu 2024 berjalan aman tanpa korban jiwa.
Adapun Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta kedua capres menggelar rekonsiliasi dan menenangkan pendukungnya.
“Saya mengucapkan selamat kepada pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang memenangkan suara rakyat. Saya meminta pendukung pasangan ini untuk tidak merayakan layaknya memenangkan perang,” katanya.
Sultan juga meminta pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno lebih mengedepankan sikap ksatria. Bila memang keberatan dengan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Sandi bisa menempuh jalur hukum disertai bukti yang sah dan meyakinkan.
“Saya meminta jangan membawa ranah hukum ke demokrasi jalanan karena hal ini akan menjadi pengganjal proses percepatan demokrasi kita,” katanya.
Ia juga meminta seluruh rakyat, terutama warga DIY, merajut kembali kebersamaan usai pemilu. Kondisi ini diperlukan untuk menciptakan keamanan dan ketertiban sehingga masyarakat kembali ke kehidupan sedia kala.