Jakarta, Gatra.com - Front Pembela Islam (FPI) bulan Juni nanti dikabarkan masa berlaku izinnya akan habis. Seiring dengan habisnya masa berlaku Surat Keterangan Terdaftar (SKT) FPI, muncul petisi "Stop Ijin FPI" di laman Change.org untuk meminta Kemendagri tidak perpanjang izin FPI. Hingga 21 Mei 2019, petisi sudah ditandatangani oleh 441.000 pendukung.
Pengurus Cabang Istimewa Nahdatul Ulama (NU) Amerkika Serikat (AS), Akhmad Sahal yang selama ini dikenal dengan pandangan Islamnya yang moderat memberi tanggapan terkait izin FPI yang hampir habis. Secara tegas dia menyebut memang tidak perlu memperpanjang izin FPI yang cenderung dalam tindakannya memobilisasi massa.
"Enggaak perlu [diperpanjang izinnya]. Karena track record FPI yang sering lakukan mobilisasi massa untuk intimidasi dan persekusi merupakan bentuk tindakan yang bertabrakan dengan Pancasila," ungkapnya kepada Gatra.com pada Senin malam (20/5).
Dalam petisi tersebut muncul beberapa komentar mengenai "Stop Ijin FPI" beberapa alasan tersebut muncul di antaranya karena FPI bukanlah representasi Islam.
"FPI mempresentasikan intolerance dan supremacy, arogan kepada siapapun kecuali kelompoknya, menggunakan agama sebagai alat tanpa mengerti esensinya. Singkat kata Islam bukanlah FPI," komentar Affaf Mujahidah di kanal Change.org.
Baca juga: Mengapa Banyak Masyarakat Tolak Perpanjang Izin FPI?
"Saya ingin bangsa saya kembali menjadi bangsa yang bertoleransi satu sama lain," komentar Veneranda Vriska di kanal Change.org.
Namun, Akhmad Sahal menyebutkan bahwa kemungkinan untuk tidak perpanjang izin FPI tetap saja mereka bisa lakukan kegiatan organisasinya dengan cara mengubah nama dan mendaftarkan kembali.
Baca juga: Terkait Petisi Stop Izin, FPI: Ah, Biasa Saja Itu
"Kan yang enggak diperpanjang izin organisasinya, bukan aktivitas orang-orangnya. Mereka berhak bikin ormas lagi dengan nama baru. Kalau melanggar lagi, ya tidak diperpanjang lagi," katanya.
Ketua Umum FPI Ahmad Sobri Lubis beberapa waktu lalu telah memberi tanggapan di beberapa media bahwa mereka meyakini FPI tidak akan bisa dibubarkan dengan mudah oleh siapapun. Karena selama ini, FPI tidak memiliki musuh atau mengganggu siapapun di Indonesia.
Sedangkan soal prediksi dan tindakan memobilisasi yang semakin massif dengan nama baru ataupun tetap diperpanjang, Akhmad Sahal menilai tidak akan terlalu massif karena faktor ketokohan yakni keberadaan Rizieq Shihab.
"Kayaknya sih enngak [gerakan massif], karena Rizieq Shihab enggak di sini. Tapi enggak tahu juga sih," katanya.