Jakarta, Gatra.com – Pekan Nasional (PENAS) Petani dan Nelayan Indonesia merupakan ajang berkumpul bagi para kontak tani, nelayan dan petani hutan. Forum ini mempertemukan para petani, penyuluh, pihak swasta, dan pemerintah sebagai wadah edukasi, pertukaran informasi, pengembangan kemitraan, dan jejaring kerjasama. Kegiatan ini diadakan 3 tahun sekali dan kini sudah ke-16 kalinya.
Sebelumnya berdasarkan hasil Rembug Utama Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional pada PENAS XV Petani Nelayan Tahun 2017 di Aceh , telah disepakati bahwa PENAS Petani Nelayan XVI Tahun 2020 akan diselenggarakan di Sumatera Barat, tepatnya di Kelurahan Aie Pacah Kecamatan Koto Tengah, Kota Padang dengan jumlah peserta sebanyak 50.000 orang.
Oleh karena itu, para panitia bersama jajaran Kementerian Pertanian dan anggota Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) adakan rapat koordinasi dan acara “Sosialisasi Kegiatan PENAS Petani Nelayan XVI Tahun 2020” di Auditorium Gedung F, Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (20/5).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengharapkan karya-karya terbaik anak bangsa dapat ditampilkan dalam PENAS petani dan nelayan mendatang. “Aku minta tunjukkan di sana (hasil inovasi pertanian). Karena kalau pamerannya lebih kecil dari orang yang datang, berarti pesimis dong,” ujarnya di sela-sela acara sosialisasi Penas.
Amrani mendorong agar para pemangku kepentingan di bidang pertanian melakukan transormasi dari pertanian tradisional ke modern dalam rangka menuju pertanian 4.0. “Kami ingin KTNA tidak hanya pameran tiap tiga tahun, tapi juga tiap detik. Caranya adalah teknologi seluruh Indonesia bisa diakses setiap detik di wilayah masing-masing,” tuturnya.
Selain itu, Amran juga mengucapkan terima kasih kepada KTNA atas perannya dalam mendukung kemajuan pertanian Indonesia. “Ekspor naik dari 33,5 juta ton (2013) menjadi 42,5 juta ton (2018) berkat peran KTNA juga,” ungkapnya dalam sambutan.