Medan, Gatra.com - Rencana penggalangan massa (people power) yang akan dilakukan simpatisan dan pendukung pasangan 02, Prabowo-Sandi yang ditengarai sebagai bentuk penolakan hasil Pilpres 2019 dinilai hanya akan mencederai proses demokrasi di Indonesia.
Hal itu dikatakan Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Medan, Hendra Manurung kepada Gatra.com, Jumat (17/5). "Apabila argumentasinya adalah terdapat kecurangan Pemilu yang terstruktur, sistematis dan massif haruslah dibuktikan secara kontstitusional, bukan malah menghasut rakyat untuk turut menolak hasil Pemilu," kata Hendra.
Hendra menjelaskan, sangat disayangkan apabila ada pihak-pihak yang ingin merusak proses demokrasi yang sudah berlangsung dengan cukup baik. Menurut Hendra, Pemilu serentak 2019 telah berlangsung sedemikian rupa, segala bentuk kekurangan hendaknya menjadi refleksi kritis demi perbaikan sistem demokrasi negara kita ke depan dalam mewujudkan kedaulatan rakyat sejati. "Karenanya saya melihat pengerahan massa itu sebagai bentuk penolakan hasil Pemilu dan itu mencederai proses demokrasi," tegas Hendra.
Seperti diketahui, KPU akan mengumumkan hasil Pilpres 2019 pada 25 Mei mendatang. Disebut-sebut, pasangan 01 berhasil mengungguli pasangan 02. Meski belum diumumkan secara resmi, namun para pendukung pasangan 02 menyatakan menolak hasil perhitungan suara itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan pendukung pasangan 02 di Medan menggelar aksi di depan Kantor Bawaslu Sumatera Utara (Sumut), Jalan H Adam Malik Medan, Jumat (17/5). Mereka menuding KPU telah berbuat curang dan meminta Bawaslu mendiskualifikasi pasangan 01.