Semarang, Gatra.com - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang mengadakan diskusi dengan kelompok minoritas, atau kelompok yang mempunyai kecenderungan seks yang menyimpang. Mereka, terutama kaum waria, mengalami kesulitan dalam pengurusan dokumen kependudukan.
Dalam diskusi diikuti oleh 3 komunitas yaitu Semarang Gay Community (SGC), Persatuan Waria Semarang (Perwaris), dan Rumah Pelangi Indonesia (RPI) di Gedung Juang, kota Semarang, Senin (20/5).
Kepala Dinsos Kota Semarang, Muthohar, mengatakan bahwa acara tersebut ini memang dimaksudkan untuk menampung kesulitan yang dialami oleh kelompok minoritas. "Kita kumpulkan beberapa perkumpulan. jadi apa yang mereka inginkan kita tampung. Ada yang tadi menyampaikan soal keperluan dokumen, nanti kita koordinasi dengan disdukcapil," kata Muthohar.
Ia berharap dengan bantuan yang diberikan kepada kelompok minoritas, suasana Kota Semarang tetap akan kondusif. Sehubungan dengan itu, ia juga mengimbau masyarakat agar tidak mengasingkan kelompok-kelompok minoritas tersebut.
"Kalau misal dengan adanya waria, LGBT, masyarakat saling hormatilah, tidak saling lempar sehingga kota Semarang yang kondusif makin kondusif," ujarnya.
Direktur Pendidikan Yayasan Anantaka, Tsaniatus Solihah, menambahkan bahwa di kota Semarang, kelompok LGBT masih mendapatkan stigma dan diskriminasi. Salah satunya dalam hal akses untuk mendapatkan adiministrasi kependudukan.
"Menurut cerita mereka, masih kesusahan untuk mendapatkan KTP karena penampilannya, meskipun mereka bersedia diambil gambar dengan dandanan laki-laki tetapi ini masih menjadi kendala," kata Solihah.