Jakarta, Gatra.com - Politisi partai Gerindra, Andre Rosiade mengatakan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono dimungkinkan telah bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Dugaan ini muncul karena AHY tidak pernah datang ke rapat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
"Saya mengkritik beliau, nggak pernah datang, nggak pernah ikut rapat, dan nggak pernah terlibat di BPN. Dia punya waktu ketemu pak Jokowi, oke fine hak dia. Kalau dia sampai ketemu kepala daerah pendukung Jokowi bagi saya juga tidak ada masalah. Yang bagi saya bermasalah itu karena seakan-akan kami tidak konstitusional," ujar Andre Rosiade yang juga Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ketika dihubungi Gatra.com, Senin (20/5).
Ia mengkritik AHY atas nama pribadi, bukan atas nama BPN dan partai. Menurutnya, kedatangan AHY merapat ke pemerintahan juga melalui cara pribadi.
"Saya mengkritik sebagai pribadi yang usianya 40 tahun, sama dengan AHY. Kita berusia muda. Bedanya dia bangsawan politik, saya pejuang politik," ucap Andre yang juga politisi partai Gerindra tersebut.
Andre kecewa dengan sikap Komandan Kogasma partai Demokrat tersebut yang menganggap tindakan BPN tidak melalui cara konstitusional.
"Seakan-akan komentarnya begitu. Lah, padahal Anda nggak pernah datang rapat, terus loe bilang kami nggak konstitusional. Berapa kali kami melapor ke Bawaslu? Emang laporan ke Bawaslu nggak konstitusional?" ujarnya.
Sebagai informasi, permasalahan ini dimulai ketika AHY yang merupakan bagian dari koalisi Indonesia Makmur Prabowo-Sandi, mendatangi istana negara untuk bertemu presiden Joko Widodo pada 2 Mei 2019. Setelahnya, Komandan Kogasma partai Demokrat itu memenuhi undangan untuk datang berkumpul bersama kepala daerah pendukung Jokowi di Museum Kepresidenan Bogor, Gedung Balai Kirti, Jawa Barat, pada Rabu tanggal 15 Mei 2019.
Selepas itu, banyak opini yang berkembang jika partai Demokrat akan membelot setelah tanggal 22 Mei 2019. Ditambah, dengan kedatangan AHY ke kubu Jokowi menandai sudah tidak solid lagi partai pengusung Prabowo-Sandi tersebut.