Jakarta, Gatra.com - Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyebutkan, koalisi Indonesia Adil dan Makmur akan segera berakhir. Sebagai bagian dari koalisi yang mengusung pasangan calon Prabowo-Sandiaga, Demokrat tak perlu didesak untuk menentukan sikap.
"Tidak perlu (mendorong Demokrat keluar koalisi), karena koalisi tidak lama lagi akan berakhir, tinggal beberapa hari lagi," tegas Ferdinand kepada Gatra.com saat dihubungi, Senin, (20/5).
Jika tanggal 22 Mei saat pengumuman resmi hasil pemilu menyatakan Prabowo-Sandi kalah dan tidak mengajukan gugatan sengketa ke Mahkamah Konstitusi (MK) maka saat itu pula koalisi berakhir. Sebaliknya, jika Prabowo-Sandi menang, koalisi tetap akan di evaluasi.
"Kalau prabowo kalah dan tidak ke MK berarti pilpres usai dan koalisi berakhir. Kalau Prabowo menang tetap akan ada evaluasi koalisi, itu domain majelis tinggi," jelas Ferdinand.
Ferdinand sejak Minggu, (19/5), kemarin menyatakan sikap untuk tidak lagi mendukung Prabowo-Sandi. Sikap ini dipicu oleh serangan bertubi-tubi yang dilancarkan buzzer pendukung capres-cawapres nomor urut 02 kepada Ani Yudhoyono, istri dari Presiden RI ke-VI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ferdinand menegaskan, sikap itu merupakan sikap politik pribadi dan tidak ada hubungannya dengan Partai Demokrat. Keputusan keluar tidaknya Demokrat dari koalisi berada di tangan majelis tinggi partai. Ferdinand mengaku bahwa Demokrat menghargai sikap politiknya itu.
"Partai Demokrat menghormati sikap saya, dan menerima keputusan saya untuk berhenti mendukung 02," tegas dia.
Reporter: MAF
Editor: Wem Fernandez