Jakarta, Gatra.com - Ilmuwan politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengaku risau terkait keberpihakan negara kepada terhadap bidang riset dan penelitian.
Hal ini, menurutnya, ditunjukan dengan masih sangat minimnya dana riset yang dialokasikan Pemerintah untuk bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. "Jangan heran kalau Indonesia sempoyongan. Jadi untuk kebutuhan riset itu baru 0,9 persen dari APBN. Untuk mengapa kita menjadi negara yang stagnan. Karena keberpihakan kita tidak jelas," katanya kepada Gatra.com, di bilangan Jakarta Selatan, Minggu(19/05).
Dengan begitu, kata Wiwi panggilan akrabnya, Pemerintah tidak lagi mengacu kepada priambul konstitusi menyatakan bahwa negara harus mengatur dan menguru terkait mensejahterakan dan mencerdaskan masyrakat. "Karenanya, ini harus kita dorong terus. Agar bangsa kita bisa kompetitif," jelasnya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya pernah menyebut anggaran riset yang dikeluarkan pemerintah saat ini masih terpecah-pecah di berbagai Kementerian/Lembaga dan belum memberikan hasil yang signifikan. Tahun lalu, menurut Jokowi, total anggaran riset yang dilalokasikan pemerintah mencapai Rp24.9 triliun. Alokasinya tahun ini pun tak jauh berbeda.
Selain anggaran tersebut, pemerintah mulai tahun 2019 juga mengalokasikan dana abadi penelitian sebesar Rp990 miliar. Dana ini termasuk dalam anggaran pendididkan yang porsinya dialokasikan sebesar 20 persen dari APBN