Jakarta, Gatra.com - Waisak dianggap sebagai momentum untuk merajut kembali segala perbedaan yang ditimbulkan melalui proses pemilihan umum. Tema Waisak 2563 BE/2013 ini adalah "Mencintai Tanah Air Indonesia, Dalam Kasih Buddha Kita Semua Bersaudara Wujudkan Masyarakat Sejahtera".
Bendahara Umum DPP Sangha Agung Indonesia, Bhante Nyanagupta mengatakan melalui tema tersebut, pihaknya berusaha membangun semangat cinta tanah air bagi umat Buddha.
Kepala Kepolisian Metro Jaya, Gatot Eddy Pramono menjelaskan bahwa perayaan Waisak merupakan momentum untuk meninggalkan perbedaan yang ada. "Perbedaan pilihan hal yang wajar dalam demokrasi. Pencoblosan sudah selesai. Perbedaan-perbedaan yang ada ayo rajut kembali," ujar Gatot.
Gatot juga mengingatkan agar tak melupakan peran umat Buddha dalam perjuangan kemerdekaan. "Momentum perayaan Waisak digunakan sebaiknya untuk bersama-sama membangun bangsa ini. Jangan mencari-cari perbedaan yang ada." ungkapnya.
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Syafrudin berpadangan momentum Waisak yang bersamaan dengan Bulan Ramadan merupakan suatu simbiosis mutualisme. "Dengan demikian dapat dikatakan ada suatu benang merah berdasarkan antara keyakinan dan realita sosial kemasyarakatan," ujar Syafrudin merujuk pada tema Waisak.
Menurutnya, ajaran agama adalah fondasi yang membentengi kebaikan sekaligus menciptakan kedamaian dalam merajut hubungan masyarakat. Ia menambahkan usaha pembangunan Indonesia bergantung pada kemampuan umat beragama menjaga kerukunan dan keutuhan berbangsa dan bernegara. "Usaha ini harus dilakukan bersama-sama, bukan parsial," ungkapnya.