Jeddah, Gatra.com - Menteri Energi Arab Saudi, Khalid Al-Falih menyatakan stok minyak dunia masih mencukupi karena meningkatnya cadangan minyak, terutama dari Amerika Serikat (AS).
"Kami melihat data dari AS tiap minggu, terjadi peningkatan yang masif," ujarnya.
Khalid menjamin Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pasar, seperti disampaikan kepada Reuters pada Sabtu (18/5).
Hari ini Ahad, (19/5), OPEC akan mengadakan pertemuan Komite Pemantauan Gabungan Tingkat Menteri (JMMC) bersama produsen minyak non-OPEC.
Falih mengatakan bahwa OPEC tidak akan menyepakati jumlah produksi sampai akhir Juni ketika pertemuan selanjutnya.
OPEC, Rusia, dan negara produsen non-OPEC (OPEC+) menyetujui penurunan produksi sebesar 1,2 juta barrel per hari ini, mulai Januari selama enam bulan. Ini dilakukan untuk menghentikan penurunan harga.
"Kami akan fleksibel. Kami akan melakukan hal benar seperti yang biasa kami lakukan," katanya terkait keputusan dalam pertemuan Juni mendatang.
Fatih mengungkapkan OPEC didorong dua prinsip utama : "Pertama, kita ingin mengarah pada keseimbangan pasar, dan cadangan kembali ke level normal. Kedua, kami akan rensponsif terhadap kebutuhan pasar," ungkapnya.
Menurut sumber terpercaya dalam OPEC, saat ini Arab Saudi enggan meningkatkan produksi minyak pada harga US$ 70/barrel. Namun, Rusia mendorong peningkatan suplai setelah pertemuan pada Juni mendatang.
Di sisi lain, AS yang bukan anggota OPEC+, namun sekutu dekat Arab Saudi ini, ingin mereka meningkatkan produksi, untuk menurunkan harga minyak.
"Falih ingin mempertemukan keinginan Arab Saudi yang akan menjaga anggaran negara, menjaga Rusia agar tetap berada di OPEC+, dan tetap bertanggung jawab terhadap kepentingan AS dan seluruh anggota OPEC+, " ungkap sumber tersebut.
Pertemuan JMMC pada hari Ahad diadakan di tengah-tengah kekhawatiran ketatnya persaingan pasar karena ekspor minyak Iran akan turun pada Mei dan pengiriman dari Venezuela juga akan turun akibat sanksi dari Washington.
Kontaminasi minyak memaksa Rusia untuk menahan pasokan di sepanjang jalur pipa Druzhba, yang mengalirkan pasokan ke Eropa Timur dan Jerman pada April lalu. Masih belum jelas sampai kapan penundaan tersebut terus terjadi.
Menurut keterangan dari Administrasi Informasi Energi (EIA) pada Rabu (15/5), cadangan minyak mentah AS naik tak terduga minggu lalu sejak September 2017, namun stok bensin berkurang lebih dari perkiraan.
Ketegangan antara Arab Saudi dan Iran terus meningkat setelah penyerangan dua tanker minyak saudi dan fasilitas minyak Saudi lainnya pada minggu lalu.
Saudi menuduh Iran dibalik serangan tersebut setelah pasukan Houthi Yaman, yang didukung Iran bertanggung jawab terhadap serangan tersebut.
Seorang anggota komite teknis OPEC dan Non-Opec mengatakan bahwa kesepakatan produsen minyak untuk menyetujui pengurangan suplai mencapai 168% pada April, disebutkan oleh tiga sumber kepada Reuters Sabtu lalu.
Ini menunjukkan OPEC+ telah memangkas produksi di bawah kesepakatan. Arab Saudi telah memompa di bawah target produksi untuk menjaga keseimbangan cadangan dan harga.