Lombok Utara, Gatra.com - Meski rasa prihatin masih membekas bagi korban gempabumi yang mengguncang Lombok, khususnya di Kabupaten Lombok Utara (KLU), namun tidak menyurutkan semangat warga untuk semakin meningkatkan kualitas ibadahnya saat menunaikan puasa Ramadhan 1440 H ini.
Seperti pada Masjid Ibadurrahman, Dusun Montong, Pemenang Timur, KLU. Warga yang masih trauma dengan bencana yang terjadi 9 bulan lalu itu turut hadir dalam syiar Ramadhan, di Dusun berpenduduk 300 KK ini. Mereka buka puasa bersama sekaligus menunaikan salat Isa dan tarawih bersama. Tampak warga berbagai usia, tua muda hingga anak-anak ikut memakmurkan Masjid yang dibangun darurat, sebelumnya rata akibat akibat gempa.
“Sekalipun masih banyak warga kami yang tinggal di pengungsian ataupun rumah sementara, namun di Masjid Ibadurrahman selalu ramai dengan jamaah yang menunaikan salat tarawih. Tiap malam kita tadarussan bersama warga. Bahkan tausyiah Ramadan juga sering diisi oleh tokoh agama desa, maupun dari penceramah luar,” kata Mahfuz, pengurus Masjid setempat kepada Gatra.com, Sabtu malam (18/5).
Dia menambahkan, di dusun Montong ini saat terjadinya gempabumi berkekuatan 7,0 SR pada 5 Agustus 2018 lalu, secara umum rumah warga seluruhnya mengalami kerusakan.
Mahfuz mengaku, memasuki bulan Ramadan, sebagian warga terpaksa harus menjalani puasa dengan kondisi memprihatinkan. Sebagian warga masih tinggal di pengungsian. Bahkan mereka juga masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk berbuka puasa dan makan sahur.
“Banyak warga yang masih butuh bantuan makanan. Beruntungnya aa lembaga kemanusiaan seperti DASI NTB Cabang KLU yang bisa membantu meringankan beban warga. DASI NTB bersama warga menggelar kegiatan buka puasa bersama di beberapa lokasi,” kata Mahfuz.
Ketua DASI NTB Cabang KLU Sarkawi menjelaskan, selain menyajikan menu buka puasa, DASI NTB juga menyiapkan bantuan berupa sembako dan pakaian.
“Kita juga serahkan pakaian untuk bisa dipakai saat Lebaran nanti,” ujarnya saat dihubungi
Marhamah, warga setempat mengatakan beberan rekan dan keluarganya masih ada yang tinggal di tenda pengungsian. Rehab rumah yang sudah dijanjikan pemerintah saat ini masih dalam proses pengerjaan.
“Ya kalau bicara soal prihatin, kita bersama warga lainnya sejak gempa besar tahun lalu cukup prihatin, karena tempat tinggal kita mengalami kerusakan. Tapi kita tetap bersyukur dan tetap menunaikan ibadah pada bulan Ramadan,” kata ibu dua anak ini.