Jakarta, Gatra.com - Berbagai elemen dari pemerintah akan bersama-sama mengawal stabilitas harga pangan selama Ramadan dan menjelang dan hingga Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Idul Fitri. Pengawalan ini untuk memberikan ketenangan dan rasa aman bagi konsumen.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, berdasarkan hasil Rakortas Menteri untuk menjaga stabilisasi harga pangan, pengawalan dilakukan selama puasa sampai setelah Idul Fitri. Pengawalan tersebut dilakukan bersama Satgas Pangan yang beranggotakan Bareskrim Polri, Polda, Polsek, Perum Bulog, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan.
"Khusus bawang putih, kami juga sudah minta importir untuk mengawal sampai ke konsumen untuk menjaga stablisasi pangan. Jadi tidak ada alasan lagi bawang putih naik," kata Amran di Jakarta, Sabtu (18/5).
Bahkan untuk menjaga stabilisasi harga bawang putih, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor bawang putih sebanyak 100 ribu ton.
Dengan pengawalan tersebut Amran berharap konsumen bisa tenang merayakan Lebaran karena mendapatkan harga kebutuhan pangan pokok yang terjangkau. Salah satu upaya pemerintah adalah mengadakan operasi pasar dan pasar murah.
Untuk komoditas bawang merah dan bawang putih yang sempat bergejolak, pemerintah menggelar OP dengan harga Rp25.000 per kg untuk bawang putih dan Rp22.000 per kg untuk bawang merah. Data Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, saat ini harga bawang putih sudah di kisaran Rp23.000 per kg.
Upaya pemerintah menjaga stabilisasi pangan selama tiga tahun sudah terbukti. Bahkan, untuk tahun ini pun harga komoditas pangan relatif stabil. "Ini kita bisa lihat dari angka inflasi komoditas pangan. Misalnya jika tahun 2014 mencapai 10,5%, maka kini hanya 1%. Ini sebuah lompatan tertinggi dalam sejarah pangan dan ini tidak mudah," kata Amran dalam keterangan tertulis.
Di tempat terpisah, untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat (Jabar) juga sudah melakukan stabilisasi harga dengan menyeimbangkan ketersediaan dan kebutuhan pangan konsumsi rumah tangga, hotel, restoran, dan katering (horeka).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, Kusmayadi mengatakan, stabilisasi harga dilakukan dengan menyeimbangkan penyediaan bahan pangan dan kebutuhan masyarakat dilakukan sejak Januari-April 2019.
"Memang ada sejumlah bahan pangan pokok selama Ramadan dan jelang Lebaran mulai naik harganya. Namun, ada juga bahan pangan pokok yang harganya stabil dan ketersediaannya melebihi kebutuhan atau surplus," katanya.
Guna mengantisipasi lonjakan harga bahan pangan, khususnya daging, telur, ayam, bawang merah, bawang puih, dan cabai, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar jelang Lebaran tahun ini bekerja sama dengan Bulog Divre Jabar dan pihak terkait untuk melakukan operasi pasar (OP). Selain melakukan OP, pihaknya bersama elemen terkait juga menggelar pasar murah dan bazar di sejumlah pasar tradisional.
Kusmayadi mengharapkan agar pasar modern jangan menimbun bahan pangan jelang Lebaran tahun ini. Diharapkan, menyimpan bahan pangan sesuai kebutuhan. Begitu juga, bagi masyarakat diharapkan belanja bahan pangan sesuai kebutuhan, bukan berdasarkan keinginan.