Yogyakarta, Gatra.com – Tersimpan sekitar 150 tahun, lima dari 14 manuskrip Al-Quran yang ditemukan di Masjid Agung Pakualaman pada Maret lalu dipamerkan selama dua hari, Sabtu (18/6) dan Minggu (19/5).
Pameran berlangsung di Gedhong Danawara Kadipaten Pakualaman. Selain manuskrip Al-Quran, dipamerkan pula manuskrip Ki Sarahmadu Brajamakutha yang berusia 197 tahun.
Ketua pelaksana pameran M Bagus Febriyanto menuturkan, penemuan manuskrip kuno ini berawal dari penelitian dan pelacakan naskah-naskah Al-Quran kuno, khususnya di masjid-masjid milik keraton.
“Penelitian dan pencarian naskah-naskah ini merupakan kegiatan Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Balitbang Diklat Kementerian Agama dengan Ali Akbar sebagai periset,” kata Bagus di sela-sela pembukaan pameran.
Menurut Bagus, penelusuran Ali di Masjid Patok Negara milik Keraton Ngayogyakarta tidak menemukan naskah-naskah kuno. Namun saat mencari di Masjid Agung Pakulaman, Ali menemukan 14 naskah bagian Al-Quran. Setiap naskah berisi 2-3 juz atau bagian Al-Quran.
Naskah-naskah beraksara Arab pegon atau tanpa tanda baca ini berupa tulisan tangan. Berdasarkan keterangan marbot masjid, naskah-naskah ini dulu digunakan dalam acara khataman Al-Quran.
“Selain 14 naskah itu, ada satu naskah Quran cetakan Singapura,” kata Bagus yang juga Ketua Umum Jagongan Naskah (Jangkah) Pakualaman ini.
Ia mengatakan, penemuan sejumlah manuskrip Quran ini menunjukkan aktivitas agama Islam di Pakualaman tempo dulu.
Menurutnya, aktivitas itu meliputi tradisi menyalin, mengkaji, bahkan menafsirkan Al-Quran. Lebih dari itu, terjadi akulturasi budaya Jawa-Islam khas Pakualaman, terutama pada manuskrip yang diberi terjemahan dalam bahasa Jawa.
“Mengingat rapuhnya kondisi naskah, di pameran ini kami hanya memamerkan lima manuskrip,” katanya.
Setelah didata, naskah-naskah ini akan dicatat dalam katalog naskah koleksi Pakualaman. Dengan begitu, manuskrip ini bisa menjadi referensi dalam bidang kajian naskah dan filologi. Apalagi, manuskrip Arab pegon biasanya mengalami perbedaan pendapat mengenai penulisan dan pelafalan bunyinya yang benar.
Selain itu, ajang ini juga memamerkan satu manuskrip berjudul Ki Sarahmadu Brajamakutha. Naskah ini koleksi Perpustakaan Widyabudaya Pakulaman yang merayakan hari jadinya ke-187 tahun pada Jumat (17/5) kemarin. Manuskrip ini ditulis selama satu tahun, mulai 17 Mei 1832 sampai 18 Juni 1833, pada masa pmerintahan Paku Alam II.