Jakarta, Gatra.com - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengatakan,BPN tidak akan mengerahkan massa pada saat Komisi pemilihan umum (KPU) mengumumkan hasil rekapitulasi suara pada Rabu (22/5) nanti.
Saat ditemui pada acara Polemik Trijaya FM di D'consulate, Jakarta, Sabtu (18/5) Andre mengaku Prabowo-Sandi akan lebih mengedepankan cara konstitusional dan tidak akan menggunakan people power pada 22 Mei nanti.
"Mau mengerahkan siapa, BPN lebih mengambil langkah-langkah konstitusional saja. Tidak ada itu BPN yang mau mengerahkan massa," ungkap Andre.
Namun, kata wakil sekjen Partai Gerindra, dari BPN mempersilakan masyarakat yang memang ingin mengekspresikan suara mereka di KPU nanti. Apalagi menurutnya masyarakat mempunyai hak untuk menyampaikan aspirasinya jika memang diperlukan.
"Kalau masyarakat mau menyampaikan aspirasinya silakan saja, tapi harus kondusif dan aman serta jangan anarkis. Tetap sesuai dengan aturan, tetap laporkan kepada pihak kepolisian supaya tahu rencana-rencana penyampaian aspirasi nantinya," kata Andre.
Andre sendiri membenarkan bahwa BPN masih terus berjuang melalui jalur konstitusional. Menurut, Andre BPN sudah melaporkan berbagai kecurangan kepada Bawaslu. Namun, dirinya mengakui belum terpikirkan untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Dirinya beralasan bahwa prosesi pengajuan ke MK lebih baik dipikirkan setelah 22 Mei nanti.
"Pokoknya saat ini kita fokus pelaporan kecurangan kepada Bawaslu, belum terpikir ke MK. Dan kami yakin kalau memang Bawaslu punya nyali, maka calon nomor 01 akan didiskualifikasi oleh Bawaslu," ucap Andre.