Home Olahraga PSSI Nilai Kerusuhan Sleman Euforia Berlebihan

PSSI Nilai Kerusuhan Sleman Euforia Berlebihan

Jakarta, Gatra.com - Sepakbola Indonesia yang digelar mulai kemarin dengan pertandingan pembuka Liga 1 antara PSS Sleman menjamu lawan berat Arema Malang, bukan menyajikan semangat pemain di lapangan, namun supporter malah membuat kericuhan di stadion Maguwoharjo, Sleman, pada Rabu (15/5).

Meski belum diketahui motif pecahnya kericuhan, Pelaksana tugas (plt) Ketua Umum (Ketum) PSSI Gusti Randa tidak ingin menyimpulkan adanya provokator, karena menilai belum ada laporan dari pihak terkait.

"Saya tidak ingin menyebutkan (kericuhan) itu (disebabkan) provokator karena saya juga bukan pihak keamanan tapi menurut saya, ada mungkin euforia ya," kata Gusti kepada wartawan di PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta, Kamis (16/5).

Menurutnya, kericuhan yang ditimbulkan sementara ini merupakan bagian dari euforia yang berlebihan. Kendati dinilai wajar karena Liga 1 libur selama 5 bulan semenjak Persija angkat trofi musim lalu.

"(Kemungkinan) Lebih kepada kasus euforia, udah lama kita libur 5 bulan baru ada lagi (liga 1), kita bisa melihat euforia seperti itu di dalam stadion, petasan-petasan (dinyalakan)," jelas Gusti.

Meski begitu tindakan tersebut tetap tidak bisa dibiarkan berlarut. 
"Ya gimana sih, ya sesuatu yang gak bener tapi 'kalo gak gitu kok gue bukan supporter nih', kira-kira begitu," katanya.

Ia menganalogikan kejadian itu semacam kelulusan anak sekolah dengan mencoret-coret baju, seakan-akan tradisi tersebut adalah tanda afdolnya seseorang lulus. Begitu juga supporter. 
”Kalo gak bawa petasan dan membuat keributan dianggap mereka bukan supporter. Padahal anggapan itu keliru,” katanya. 

524