Jakarta, Gatra.com - Amerika Serikat (AS) mengecam sidang informal Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang dipimpin oleh Indonesia pada 9 Mei 2019 lalu. Pertemuan itu membahas mengenai pemukiman ilegal Israel di Palestina. Ketika ditanya apakah Indonesia melakukan pendekatan khusus kepada AS terkait ini, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengatakan pada dasarnya AS adalah sahabat Indonesia.
"Saya bisa jawab dari konteks yang lebih umum bahwa Indonesia-AS pada dasarnya sudah terlibat dalam kemitraan yang strategis," ucap Koordinator Satgas DK PBB Kemlu RI, Hari Prabowo ketika ditemui di kantornya di Jakarta Pusat, Kamis (16/5).
Hari mengatakan Indonesia dan AS sudah memiliki interaksi yang intim, sehingga bisa dipastikan kedua negara ini sudah sering melakukan dialog yang sangat kuat. Selain itu, hubungan kerja sama antara Indonesia-AS juga sangat intens.
"Hubungan antara kita dengan AS itu dijalin melalui kerja sama yang saling menghormati dan saling menguntungkan," ucap Hari.
Hari mensinyalir hubungan antara Indonesia dan AS tidak terpengaruh secara negatif akibat adanya kecaman AS di DK PBB tersebut. Sebab, hubungan Indonesia dan Amerika sudah sangat mendalam. Satu kecaman di forum internasional tidak bisa diartikan sebagai indikasi peregangan intensitas hubungan kedua negara ini.
Sebelumnya pada hari Senin (12/5), Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu RI, Febrian Alphyanto Ruddyard menjelaskan kepada Gatra.com bahwa hal yang perlu ditonjolkan dalam sidang informal mengenai Palestina di DK PBB kemarin bukanlah soal kecaman dari AS, tetapi persetujuan dari seluruh anggota sidang yang setuju untuk menganggap isu pemukiman ilegal Israel di Palestina sebagai permasalahan yang serius.