Karimun, Gatra.com - Nurmal cuma bisa terdiam saat menengok jemari lelaki 30 tahun itu memegangi kakinya yang korengan.
Pelan-pelan Budi Hartono mengolesi kaki lelaki 78 tahun itu pakai salap yang dia bawa. "Kakinya jangan digaruki lagi ya Pak, biar lekas sembuh," pinta Budi usai mengolesi kaki Nurmal.
Wajah tukang parkir ini nampak terenyuh. "Terimakasih ya Pak. Terimakasih...," kata warga Pasar Malam Tanjung Balai Karimun Kabupaten Karimun ini terbata-bata.
Lelaki yang saban malam menjadi tukang parkir di daerah pasar malam Tanjung Balai Kota Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun itu tak pernah menyangka kalau Budi mau menyentuh kakinya yang sudah setahun belakangan korengan.
Sebab dia tahu, Budi bukan orang sembarangan. Budi adalah Kapolsek Balai Karimun berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), jebolan Akademi Kepolisian (AKPOL) 2008.
Dua hari lalu tak sengaja Budi memarkirkan kendaraannya di kawasan pasar malam itu. Kebetulan Nurmal yang menjadi juru parkir di sana.
Turun dari mobil, entah kenapa mata Budi terbentur ke kaki lajang tua tadi. "Kenapa kakinya, Pak?" mantan Kapolsek Tebing, Karimun ini bertanya sambil mendekat.
Tanpa beban, lelaki yang mengantongi duit antara Rp30 ribu hingga Rp100 ribu saban malam itu menceritakan asal muasal koreng dikakinya itu.
Budi terdiam sejenak. "Sebentar ya, Pak" ujar Budi sambil berlalu menuju Anjung Tunai Mandiri (ATM) yang tak jauh dari tempat dia bertemu dengan Nurmal tadi.
Beres dari ATM, rupanya Budi tak langsung pergi. Dia malah menjumpai Nurmal lagi. Entah apalah yang dibicarakan oleh dua lelaki ini hingga Budi kemudian berlalu dari sana.
Tapi tak lama berselang, Budi sudah datang lagi. Dia tak sendirian, tapi ditemani oleh sejumlah anak buahnya yang belakangan diketahui adalah Tim Urusan Kesetahan (Urkes) Polres Karimun.
"Tadinya saya mau datang sendirian lagi. Tapi saya mikir, akan lebih bagus kesehatan Pak Nurmal dicek juga. Itulah makanya saya bawa orang Urkes," cerita Budi kepada Gatra.com, Kamis (16/5).
Setelah Nurmal diperiksa ketahuan kalau gula darah lelaki itu di atas 200. Ini menjadi pertanda kalau ada masalah dengan gula darah Nurmal.
Budi mengaku tak merasa jijik memegang dan mengolesi kaki Nurmal dengan salap. "Saya kasihan kepada beliau, apalagi beliau sebatang kara dan tak ada yang mengurusi dia," katanya.
Budi menyebut, dia enggak mau hanya sekadar penegak hukum, "Tapi saya juga ingin berguna bagi masyarakat umum dengan memberikan perhatian lebih khususnya kepada mereka yang kurang mampu," ujarnya.
Nurmal sendiri tak ketulungan bersyukurnya. Dia senang bisa jumpa dengan seorang periwira polisi yang berhati mulia dan dermawan.
"Alhamdulillah, saya senang. Saya tidak menyangka dia sendiri yang langsung memegang kaki saya. Saya enggak akan pernah lupa apa yang sudah dilakuka oleh Pak Budi kepada saya. Allah sajalah yang membalaskan kebaikan beliau kepada saya," mata lelaki ini nampak nanar. Dia menarik nafas dalam.
Reporter: Putri Permata Sari