Boyolali, Gatra.com – Bandar Udara Adi Internasional Adi Soemarmo memasang alat thermoscan di area bandara. Hal ini untuk mengantisipasi masuknya virus cacar monyet atau monkeypox yang saat ini tengah merebak di Singapura.
Humas PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adi Soemarmo Danardewi menjelaskan, pemasangan thermoscan untuk mengantisipasi penularan cacar monyet. Pemasangan alat ini berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan nomor SR.03.04/II/1169/2019 tentang kewaspadaan importasi penyakit monkepox.
Pemasangan dilakukan oleh pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). ”Kami lakukan pemasangan alat ini sesuai dengan edaran dari Kementerian Kesehatan.,” ucap Danardewi usai pemasangan alat, Kamis (16/5).
Alat ini ditempatkan di bagian luar terminal kedatangan luar negeri. Bandara Internasional Adi Soemarmo memang tidak memiliki rute penerbangan ke Singapura. Namun, menurut dia, antisipasi dan pengawasan tetap harus dilakukan, termasuk penularan virus dari negara lain, seperti Arab Saudi.
Untuk penerapannya, thermoscan akan memindai suhu tubuh tinggi. Penumpang dengan suhu di atas 38,5 derajad Celsius akan dirujuk untuk pemeriksaan kesehatan. Jika perlu penanganan lebih lanjut, penumpang akan dirujuk ke rumah sakit.
”Pemindaian ini wajib untuk seluruh penumpang yang datang. Kalaupun ditemukan penumpang dengan suhu tubuh tinggi, maka kami rujuk ke RSUD dr Moewardi yang merupakan rumah sakit rujukan nasional,” jelasnya.
Petugas KKP Semarang, Soeharto, menyatakan, berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan, penyakit monkeypox dapat sembuh dengan sendirinya. Gejalanya berlangsung selama 14 - 21 hari. Penularan dilakukan oleh hewan pengerat yang mengandung virus monkeyfox.
”Penularannya terjadi melalui gigitan dan cakaran. Sedangkan kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, dan memakan daging yang tidak dimasak dengan baik menjadi faktor utama penularan pada manusia. Kasus ini paling rentan menular pada anak-anak,” ucapnya.