Tebo, Gatra.com - Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Provinsi Jambi, Sarwadi angkat bicara terkait insiden pembakaran lima unit alat berat PT Lestari Asri Jaya (LAJ) yang terjadi di Desa Napal Putih, Kecamatan Serai Serumpun, Kabupaten Tebo, Jambi, yang terjadi beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan sangat tidak setuju atas pembakaran alat berat tersebut. Pasalnya, dengan pembakaran tersebut justru menambah keruwetan atas proses penyelesaian konflik yang sedang berproses. “Kami minta agar semua pihak untuk bisa menahan diri sampai proses penyelesaian konflik selesai dengan damai,” kata Sarwadi pada Gatra.com, Kamis (16/5).
Sarwadi mengaku sedang berada di Jakarta untuk bertemu dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan pihak terkait lainnya. “Untuk melanjutkan proses penyelesaian konflik yang sudah berjalan selama ini,” kata dia lagi.
Sarwadi berujar bahwa PT LAJ anak perusahaan dari PT Royal Lestari Utama (RLU) yang merupakan perusahaan patungan antara Barito Pasifik dengan Michelin Perancis, telah menggusur kebun-kebun karet petani di desa tersebut.
Atas persoalan itu, SPI Jambi menyampaikan bahwa para petani telah lebih dahulu bertani di desa Napal Putih dari pada pihak perusahaan RLU/LAJ.
Sementara, program penanaman karet LAJ/RLU yang dibiayai oleh pinjaman Internasional melalui Tropical Landscape Finance Facility (TLFF) dengan syarat keberlanjutan lingkungan dan sosial kesejahteraan masyarakat setempat, namun yang terjadi justru penggusuran dan intimidasi.
“Untuk itu kami menolak keterlibatan konsorsium lembaga pinjaman Internasional yang disalurkan melalui TLFF untuk membiayai penggusuran lahan petani dari tanahnya,” kata Sarwadi.
Atas dasar itu, SPI meminta Kementrian LHK untuk mendistribusikan tanah tersebut kepada petani.