Tebo, Gatra.com - Pasca terbakarnya lima unit alat berat milik PT Lestari Asri Jaya (LAJ) akibat konflik dengan petani, di Desa Napal Putih, Kecamatan Serai Serumpun, Kabupaten Tebo, saat ini kondisi di lokasi mulai mereda dan kondusif.
Bahkan pihak kepolisian telah mengidentifikasi lima unit alat berat yang dibakar massa. Polisi juga telah memasang police line dan tulisan larangan agar warga maupun pihak perusahaan tidak mengutak-atik alat berat tersebut. Pasalnya, alat berat tersebut merupakan barang bukti identifikasi.
Kapolres Tebo, AKBP Zainal Arrahman, saat dikonfirmasi Rabu (15/5) malam mengatakan bahwa, kondisi di lokasi kejadian saat ini masih kondusif. Namun, sebagian warga masih tetap berjaga hingga ada keputusan dari Bupati Tebo, Sukandar terkait sengketa lahan antara warga dan PT LAJ.
"Setelah kita lakukan negosiasi dengan warga kondisi masih aman, saya berharap perusahaan tidak ada yang melakukan aktivitas pembersihan lahan atau land clearing hingga ada keputusan bupati," kata Zainal Arrahman.
Zainal Arrahman menjelaskan bahwa insiden ini berawal pada Minggu (12/5) di saat pihak perusahaan membersihkan lahan seluas 1,5 hektar yang telah diserahkan oleh warga kepada pihak perusahaan. Namun pada pelaksanaannya, pihak perusahaan membersihkan lahan melebihi luasan tersebut.
Hal itu, kata Zainal Arrahman, memancing warga datang ke lokasi dan menghentikan aktivitas perusahaan dan menyandera alat yang ada. “Hari itu juga kita coba melakukan negosiasi namun tidak ketemu kesepakatan. Warga minta dihadirkan pihak dari Pemkab Tebo,” ujar Zainal Arrahman.
Esoknya, Senin (13/5), dilakukan mediasi antara perusahaan dengan warga dan dihadirkan langsung oleh perwakilan dari Pemkab Tebo dalam hal ini Asisten I, Amsiridin. “Kita juga hadir dalam negosiasi itu. Dalam negosiasi didapat kesepakatan aktivitas land clearing dihentikan sampai ada keputusan dari bupati. Kemudian alat berat yang disandera bisa dikeluarkan hari itu juga,“ ujarnya lagi.
Sayangnya, keesokan harinya pada Selasa (14/05), tanpa koordinasi dan pemberitahuan pihak perusahaan menggeser alat berat tersebut sebanyak lima unit, dan itu yang memicu warga emosi dan langsung membakar alat berat tersebut. “Alhamdulillah saat ini kondisi sudah mulai kondusif. Petugas kita masih siaga di sana,” kata dia.
Sementara, informasi yang dirangkum Gatra.com, para petani yang didampingi pengurus SPI Tebo masih berjaga-jaga.