Jakarta, Gatra.com - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi Ma'ruf, Arya Sinulingga menantang Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi untuk adu data di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurut Arya, terlalu banyak kejanggalan dalam perhitungan suara yang dilakukan BPN. Dimulai dari tidak konsistennya perolehan suara, pembeberan kecurangan yang terkesan mengada-ada, hingga ketidakjelasan lokasi tempat penghitungan berlangsung.
"Di pleno KPU kita tantang. Kapan aja siap. Kami kan sudah mencapai 80 juta suara Jokowi. Kalian [wartawan] pernah liat C1 mereka [BPN] enggak?" ujarnya kepada wartawan di Media Center TKN, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Kamis (16/5).
Menurut Arya, ketidakjelasan lokasi penghitungan suara BPN karena adanya ketakutan diretas. Padahal, penghitungan suara ini sangat mudah, hanya menambahkan suara dari tiap wilayah.
"Itu sistem gampang banget, orang cuma tambah-tambah kok. TPS 1 tambah TPS 2 tambah TPS 3, cuma tambah-tambah kok takut di-hack? Ngapain takut di-hack," katanya.
Sistem penghitungan suara, lanjut Arya, hanya sekedar proses pertambahan yang bahkan anak yang masih duduk di Sekolah Dasar pun tahu caranya.
"Ngapain pusing, hack darimana? Hack dari Hong Kong? Makanya saya bilang ini makhluk atau bukan?" tegasnya.
Arya menganggap BPN sebagai pengecut karena tidak berani adu data dengan TKN. Ia menegaskan jika BPN berani, maka datang untuk adu data di pleno KPU nanti.
"Mereka pengecut tidak berani adu data. 02 pengecut. Jangan koar-koar di luar bikin acara di luar mengatakan curang, bohong, dan sebagainya, diajak adu data beneran enggak berani. Adu data beneran itu ada di pleno KPU. Kalau enggak datang, pengecut," ujarnya.