Shanghai, Gatra.com - Raksasa e-commerce Cina, Alibaba Group Holding Ltd mengalami peningkatan pendapatan pada kuartal empat, berkat pertumbuhan bisnis intinya dan diversifikasi ke cloud computing dan layanan lainnya.
Menurut laporan dari Januari sampai Maret 2019, terjadi peningkatan 51% pendapatan dari tahun sebelumnya menjadi US$ 13,6 miliar atau setara Rp 190,5 triliun. Kendati begitu, tingkat pertumbuhan top-line Alibaba telah melambat tajam dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Sama seperti saingannya yaitu JD.com, yang pekan lalu melaporkan pertumbuhan pendapatan kuartal paling lambat sejak terdaftar pada tahun 2014.
Alibaba mengatakan pihaknya mengharapkan pendapatannya untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2020 nanti, akan meningkat sebanyak 33% dari tahun sebelumnya. Diketahui juga saham Alibaba meningkat 1,7% di perdagangan New York pada Rabu malam, tidak lama setelah rilis hasil kuartal keempat, seperti dilansir dari Reuters.
Pihaknya mengatakan, laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham naik di kuartal ini menjadi 25,83 miliar yuan, dari 7,56 miliar yuan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Profit utama Alibaba didapatkan dari hasil penjualan layanan iklan, terutama dengan menjual layanan iklan dan promosi kepada pedagang pihak ketiga yang mendaftar produk di Taobao dan Tmall yang mana dalam beberapa tahun terakhir ini berinvestasi dengan nilai yang cukup besar dalam sistem cloud computing.
Penghasilan dari bisnis cloud computing perusahaan naik 76% pada kuartal keempat. Namun hal ini masih bagian yang relatif kecil dari keseluruhan bisnis Alibaba. Sebagian besar inisiatif baru Alibaba masih merugi.
Perusahaan ini sekarang merupakan penyedia layanan cloud terbesar ketiga di dunia, setelah Microsoft Corp dan Amazon.com Inc, dan yang terbesar di Cina dengan pangsa pasar lebih dari 40%.