Semarang, Gatra.com - Tingkat lliterasi pasar modal di Jawa Tengah sekarang ini dinilai belum sebaik literasi keuangan lainnya, semisal gerakan menabung di bank. Pada 2018 saja, masyarakat di Jateng yang mengetahui tentang pasar modal baru 4,4 persen dan sudah menggunakan produk pasar modal 1,14 persen.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor BEI Perwakilan Semarang, Fanny Rifqi, pada acara Ngabuburit Sekolah Pasar Modal di kantor Bursa Efek Indonesia Jawa Tengah di Jalan Thamrin Semarang, Rabu (15/5).
Menurut Fanny, berkaitan dengan literasi pasar modal, pihaknya terus berupaya menggandeng sejumlah perguruan tinggi yang ada di wilayah Jawa Tengah. “Dengan mendirikan galeri investasi, kami berharap mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus melek akan pasar modal.” Kata Fanny kepada Gatra.com.
Fanny mengatakan, masyarakat Jateng harus terus teredukasi dan tersosialisasi tentang pasar modal. Sehingga, tidak hanya paham tentang produk perbankan umum saja tetapi juga soal pasar modal.
Fanny menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setempat untuk melakukan edukasi lewat sekolah pasar modal, termasuk membuka galeri investasi di perguruan tinggi yang saat ini berjumlah 30 buah. “Total galeri investasi yang sudah kami kelola di Semarang ada 20. Kalau ditambah kota-kota di sekitar Semarang total ada 30 galeri yang kami kelola,” kata Fanny
Lebih lanjut Fanny mengatakan, dengan membuka dan mengelola galeri investasi di lembaga pendidikan diharapkan bisa mendorong generasi muda melek akan pasar modal. Pada tahun ini pihaknya menargetkan muncul sebanyak sembilan ribu investor baru. “Target ini naik jika dibanding tahun sebelumnya yang hanya tujuh ribu investor baru, tapi realisasinya mampu menggaet 11 ribu investor baru,” kata Fanny
Fanny mengatakan, masyarakat Jateng sebenarnya sudah mulai melek investasi sehingga jumlah investor bertambah. Hal ini , menurut Fanny dinilai positif karena masyarakat mulau menggemari menabung saham. “Kami optimis target kami akan tercapai karena antusiasme masyarakt untuk investasi dan menabung saham cukup besar” kata Fanny.
Rata-rata setiap sekurittas transaksi yang diperoleh sebanyak Rp100 miliar per bulan, yang berasal dari 24 perusahaan yang ada di kota Semarang. Untuk mendongkrak investor, BEI sering melakukan edukasi melalui sekolah pasar modal di kantor BEI.
Lia, salah satu mahasiswa UIN asal Kendal mengaku tertarik untuk belajar pasar saham karena mempunyai prospek yang cerah. “Kami ingin mengetahui lebih banyak tentang pasar saham sehingga perlu belajar tentang pasar saham” kata Lia.