Semarang, Gatra.com - Penangkapan Taufik yang diduga teroris di wilayah Lempongsari Semarang mengagetkan Wali Kota Semarang, Hendar Prihadi (Hendi). Pasalnya, si tersangka adalah tetangganya.
Kediaman Hendi tidak terlalu jauh dengan rumah terduga teroris. Kediaman Wali Kota Semarang di Jalan Lempongsari Raya nomor 372, hanya berjarak 300 meter dari rumah terduga teroris Taufik di Jalan Lempongsari II, Nomor 516. Hendi,tidak menyangka jika di lingkungannya, ada seorang terduga teroris.
"Saya kaget dapat info jika gang sebelah rumah ada penangkapan terduga teroris," kata Hendi kepada wartawan di Semarang.
Hendi mengapresiasi kinerja aparat kepolisian. Menurutnya, ancaman bisa saja terjadi dan mengganggu keamanan lingkungan dan negara. "Sejujurnya saya prihatin, tapi saya rasa pihak Densus dan Kepolisian pasti sudah memiliki data pendukung yang kuat," tuturnya.
Hendi mengakui kenal Taufik sebagai ketua RT. Menurut Hendi , tersangka sering berbaur dan berkumpul dengan warga Lempongsari. "Saya paham karena dia warga sini dan sekaligus sebagai ketua RT. Dia juga baik sering kumpul bersama warga dan selama ini tidak menunjukkan gelagat yang mencurigakan," ujarnya.
Hendi mengajak warga Kota Semarang untuk tidak panik dan khawatir atas penangkapan terduga teroris sang ketua RT tersebut. "Kami percaya pihak kepolisian akan menuntaskan masalah ini. Mudah-mudahan cepat selesai dan kota Semarang tetap kondusif," katanya.
Datasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri menangkap Taufik Tri Prasetio (46), Selasa (14/5) pukul 03.44, di Jalan Veteran No. 28 Kecamatan Gajahmungkur. Terduga teroris itu adalah Ketua RT 3 di RW 01 Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur.
Firma, salah satu kerabat tersangka mengaku kaget atas penangkapan tersebut. Sebab, dalam keseharianya tersangka merupakan pribadi yang baik. Bahkan menjadi tempat curhat bagi keluarga besarnya. Taufik juga kerap memberikan nasihat pada keponakan dan anggota keluarga besarnya. "Ia bahkan dipercaya menjadi ketua RT belasan tahun," katanya.
Kini, kediaman tersangka di Jalan Lempongsari II nomor 516 itu masih terbuka layaknya hari biasa. Hanya saja, rumah bagian belakang yang didiami Taufik, istri dan tiga anaknya terlihat gelap, tidak seperti biasanya.