Washington DC, Gatra.com - Pilot American Airlines dihadapkan dengan potensi masalah keselamatan Boeing 737 Max. Mereka mendesak untuk dilakukan tindakan cepat setelah kecelakaan 737 Max pertama, yang menelan korban penumpang serta awak pesawat di Indonesia pada Oktober lalu.
Boeing dilaporkan menolak panggilan untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi menjanjikan perbaikan terhadap perangkat lunak mereka. Namun, belum ada penyelesaian yang dilakukan, malah terjadi tragedi yang menimpa 737 Max milik Ethiopian Airlines yang jatuh empat bulan kemudian dan menewaskan 157 orang.
Dilansir BBC, saat ini 737 Max mendarat di seluruh dunia di tengah kekhawatiran bahwa sistem anti-stall mereka dianggap berkontribusi pada kedua kecelakaan sebelumnya. Boeing sedang dalam proses memperbarui sistem, yang dikenal sebagai MCAS
Dalam pertemuan tertutup dengan eksekutif Boeing November lalu, yang diam-diam direkam oleh pilot American Airlines dapat mengungkapkan kekhawatiran tentang keselamatan MCAS.
"Belum ada yang dapat menyimpulkan bahwa satu-satunya penyebab kecelakaan berasal dari kesalahan fungsi di pesawat," ujar Wakil presiden Boeing, Mike Sinnett kepada para pilot tersebut.
"Hal terburuk yang bisa terjadi adalah tragedi seperti ini, dan yang lebih buruk juga bisa saja terjadi," tambahnya dalam pertemuan tersebut.
Pilot juga mengeluh mereka tidak diberitahu tentang MCAS, yang baru dari 737 Max, sampai setelah Lion Air jatuh di Indonesia, yang menewaskan 189.
"Orang-orang ini bahkan tidak tahu sistem yang buruk ada di pesawat, bahkan orang lain pun tidak ada yang tahu," kata kepala keselamatan persatuan pilot, Mike Michaelis.
Boeing menolak berkomentar pada pertemuan November lalu, dengan mengatakan pihaknya terus fokus bekerja dengan pilot, maskapai penerbangan dan regulator global untuk mengesahkan pembaruan pada Max dan memberikan pelatihan serta pendidikan tambahan untuk mengembalikan pesawat ke penerbangan dengan aman.
Setelah kecelakaan Lion Air, Boeing mengeluarkan instruksi tambahan kepada pilot jika mereka menghadapi kerusakan MCAS. Namun, Michaelis mengatakan instruksi itu tidak cukup membantu pilot jika terjadi kerusakan.
Michaelis juga telah meminta eksekutif Boeing pada pertemuan itu untuk mempertimbangkan peningkatan peranti lunak untuk 737 MAX 8. Namun, para eksekutif mengatakan mereka tidak ingin terburu-buru memperbaiki sistem tersebut dan berharap pilot dapat menangani masalah tersebut.
Penyelidik percaya pada kedua kecelakaan mematikan tersebut, ada sebuah sensor yang salah yang memicu sistem anti-stall MCAS pesawat, hingga menyebabkan mendorong hidung pesawat ke bawah.
Pihak Boeing mengakui bahwa mereka mengetahui tentang masalah lain dengan 737 Max-nya setahun sebelum kecelakaan fatal tersebut terjadi, tetapi tidak ada tindakan apa pun yang mereka lakukan.
Belakangan ini, Boeing telah mengerjakan perbaikan perangkat lunak untuk sistem penerbangannya dan mengharapkan persetujuan cepat dari regulator. Tetapi tidak jelas apakah pesawat akan kembali ke mengudara atau tidak.