Home Ekonomi Harga TBS Kelapa Sawit di Batanghari Anjlok

Harga TBS Kelapa Sawit di Batanghari Anjlok

Batanghari, Gatra.com - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Batanghari anjlok. Kondisi ini membuat petani kelapa sawit mengeluh. Apalagi harga TBS di tingkat tengkulak berkisar Rp950 per kilogram.

"Harga TBS dua minggu lalu saya jual ke tengkulak sekitar Rp1.150 per kg, kini turun drastis menjadi Rp950 per kg," kata Khadafi, warga Durian Luncuk, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari, Jambi ketika dikonfirmasi Gatra.com, Rabu (15/5).

Ia berujar, anjloknya harga TBS ini mengancam kebutuhan keluarga jelang lebaran nanti. Apalagi lahan kelapa sawit miliknya tidak begitu luas. "Kalau harganya masih anjlok, lebaran nanti kami terancam tak akan membeli baju lebaran. Sawit saya kan dikit cuma 1,5 ton sekali panen. Kalau harga Rp3.000 per kg baru enak," katanya.

Khadafi tidak bisa berharap banyak dengan anjloknya harga kelapa sawit. Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya harus berjualan. "Saya juga buka toko. Tapi penghasilannya juga tak seberapa. Hanya bisa mensyukuri saja," ujarnya.

Kepala Seksi Pemasaran Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari, Tati mengatakan, saat ini harga TBS di tingkat perusahaan berkisar di harga Rp1.300 per kg. "Itu merupakan harga rata-rata TBS kelapa sawit periode 10 - 16 Mei 2019," ujarnya.

Harga TBS kelapa sawit dari tingkat umurnya yakni umur 3 tahun Rp1.049,69, umur 4 tahun Rp1.112,67, umur 5 tahun Rp1.164,50, umur 6 tahun Rp1.213,63, umur 7 tahun Rp1.244,35, umur 8 tahun Rp1.270,09, umur 9 tahun Rp1.295,56, umur 10 sampai 20 tahun Rp1.333,82, umur 21 - 24 tahun Rp1.292,49 dan umur 25 tahun Rp1.231,06.

"Yang menentukan harga ini bukan kami, tapi pihak Pemprov berdasarkan rapat paparan bersama pengusaha-pengusaha sawit," katanya.

Jika terjadi penurunan harga kelapa sawit tersebut dipicu beberapa hal. Seperti banyaknya buah yang tersedia namun permintaannya sedikit. Lalu, dipicu dengan buah yang belum matang, namun sudah dipanen. "Kendala lainnya juga karena India komplain ke kita soal mutu CPO kita," katanya.

Tati berujar, petani kelapa sawit Provinsi Jambi terutama di Kabupaten Batanghari kebanyakan bandel. "Kita menganjurkan mereka untuk memakai bibit yang disediakan oleh Disbun. Memang harganya agak sedikit mahal, tapi hasilnya bagus. Tapi petani ini banyak mencari bibit murah dari luar dan terkadang hasilnya malah tak memadai," katanya.

1828